BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Wednesday, October 3, 2012

BAB II : Teori- Teori Belajar Awal

KELOMPOK 13

A.  Pengkondisian Klasik dan Koneksionisme
Pengkondisian klasik  dan koneksionisme merupakan pendekatan untuk mempelajari perilaku.

Behaviorisme
Asumsi dasar tentang belajar :
1.     Yang menjadi fokus studi seharusnya adalah perilaku yang diamati, bukan kejadian mental internal atau rekonstruksi verbal kejadian
2.    Perilaku dipelajari melalui elemen yang paling sederhana (stimulus dan respon yang spesifik)
3.    Proses belajar adalah perubahan behavioral.

Ivan Pavlov
Melatih refleks dalam merespon stimulus baru memerlukan pemnasangan berulang kali antara stimulus tersebut dan stimulus yang secara alamiah memunculkan refleks. Sebagai hasilnya, CS akan menimbulkan CR. Hal inilah yang disebut pengkodisian klasik.

John Watson
Watson sepakat dengan sigmund freud bahwa kehidupan emosi dewasa dimulai sejak massa bayi dan emosi itu dapat ditransfer dari suatu objek atau kejadian lainnya. Watson berpendapat bahwa proses ini melibatkan pengkondisian atas 3 reaksi dasar (cinta, marah, takut) pada situasi yang berbeda.

Koneksionisme Edward Thorndike
Koneksionisme ini dirujuk sebagai teori behaviorisme, Namun berbeda dari pengkondisian klasik dalam 2 hal, yaitu:
1.     Thorndike tertarik dengan proses mental
2.    Thorndike meneliti perilaku mandiri/sukarela
Thorndike mengidentifikasi 3 hukum belajar, yakni:
1.     Law of effects
2.    Law of Exercise
3.    Law of readiness

B.  Psikologi Gestalt
Psikologi Gestalt menentang behaviorisme pada pertengahan abad ke-20. Ia berfokus pada persepsi dalam belajar. Perkembangan utama dalam belajar dan pemikiran adalah pengalaman wawasan perbedaan antara arbitrer dan belajar bermakna, serta studi pemecahan masalah.
Asumsi Dasar teori gestalt adalah:
   1.     Yang mestinya dipelajari adalah perilaku molar, bukan perilaku molecular
   2.    Organisme merespons “keseluruhan sensoris yang tersegregasi” atau gestalten ketimbang pada stimuli spesifik atau kejadian-kejadian yang terpisah dan independen.
   3.    Lingkungan geografis, yang hadir sebagaimana adanya, berbeda dengan lingkungan behavior yang merupakan cara sesuatu muncul
   4.    Organisasi lingkungan sensoris adalah interaksi dinamis dari kekuatan-kekuatan dalam struktur yang mempengaruhi persepsi individu.
Psikologi Gestalt memberi kontribusi beberapa konsep untuk memahami pemecahan masalah, yaitu:
   1.     Pengalaman wawasan
Melibatkan reorganisasi persepsi seseorang untuk melihat solusi
   2.    Belajar berubah-ubah dan bermakna
Mengidentifikasi masalah untuk menyusun solusi yang memiliki nilai fungsional, peran penemuan pemecahan masalah yang bermakna dengan panduan, dan menghindari pembatasan pemecahan masalah.


   C.    Perbandingan antara Behaviorisme dan Teori Gestalt
Karakteristik Utama
Behaviorisme
Teori Gestalt
Asumsi dasar
    a.  Perilaku yang dapat diamati, bukan even sadar atau mental, harus dipelajari
    b.    Belajar adalah perubahan
   c.    Hubungan antara stimuli dan respon harus dipelajari

Individu bereaksi kepada sebuah kesatuan; karena itu, pembelajaran adalah organisasi dan reorganisasi bidang sendoris. Kesatuan tersebut memiliki properti baru yang berbeda dari yang ada pada elemen tersebut.
Eksperimen Umum
    a.    Trial dan error
  b.    Respons emosional atau refleks
Mengorganisasikan kembali: subjek ditempatkan dalam situasi yang mensyaratkan restrukturisasi bagi solusi.

Formula belajar
    a.    Stimulus-respons-imbalan
    b.    Respons emosional:
Stimulus 1 + stimulus 2= respons
Konstelasi stimuli – organisasi-reaksi


No comments: