KELOMPOK 13
A. Pengkondisian
Klasik dan Koneksionisme
Pengkondisian klasik dan koneksionisme merupakan pendekatan untuk
mempelajari perilaku.
Behaviorisme
Asumsi dasar tentang belajar :
1.
Yang
menjadi fokus studi seharusnya adalah perilaku yang diamati, bukan kejadian
mental internal atau rekonstruksi verbal kejadian
2.
Perilaku
dipelajari melalui elemen yang paling sederhana (stimulus dan respon yang
spesifik)
3.
Proses
belajar adalah perubahan behavioral.
Ivan Pavlov
Melatih
refleks dalam merespon stimulus baru memerlukan pemnasangan berulang kali
antara stimulus tersebut dan stimulus yang secara alamiah memunculkan refleks.
Sebagai hasilnya, CS akan menimbulkan CR. Hal inilah yang disebut pengkodisian
klasik.
John Watson
Watson
sepakat dengan sigmund freud bahwa kehidupan emosi dewasa dimulai sejak massa
bayi dan emosi itu dapat ditransfer dari suatu objek atau kejadian lainnya.
Watson berpendapat bahwa proses ini melibatkan pengkondisian atas 3 reaksi
dasar (cinta, marah, takut) pada situasi yang berbeda.
Koneksionisme Edward Thorndike
Koneksionisme ini
dirujuk sebagai teori behaviorisme, Namun berbeda dari pengkondisian klasik
dalam 2 hal, yaitu:
1.
Thorndike
tertarik dengan proses mental
2.
Thorndike
meneliti perilaku mandiri/sukarela
Thorndike
mengidentifikasi 3 hukum belajar, yakni:
1.
Law
of effects
2.
Law
of Exercise
3.
Law
of readiness
B. Psikologi
Gestalt
Psikologi Gestalt
menentang behaviorisme pada pertengahan abad ke-20. Ia berfokus pada persepsi dalam belajar. Perkembangan utama dalam
belajar dan pemikiran adalah pengalaman wawasan perbedaan antara arbitrer dan
belajar bermakna, serta studi pemecahan masalah.
Asumsi Dasar teori
gestalt adalah:
1.
Yang
mestinya dipelajari adalah perilaku molar,
bukan perilaku molecular
2.
Organisme
merespons “keseluruhan sensoris yang tersegregasi” atau gestalten ketimbang pada stimuli spesifik atau kejadian-kejadian
yang terpisah dan independen.
3.
Lingkungan
geografis, yang hadir sebagaimana adanya, berbeda dengan lingkungan behavior yang merupakan cara sesuatu
muncul
4.
Organisasi
lingkungan sensoris adalah interaksi dinamis dari kekuatan-kekuatan dalam
struktur yang mempengaruhi persepsi individu.
Psikologi Gestalt
memberi kontribusi beberapa konsep untuk memahami pemecahan masalah, yaitu:
1.
Pengalaman
wawasan
Melibatkan reorganisasi
persepsi seseorang untuk melihat solusi
2.
Belajar
berubah-ubah dan bermakna
Mengidentifikasi
masalah untuk menyusun solusi yang memiliki nilai fungsional, peran penemuan
pemecahan masalah yang bermakna dengan panduan, dan menghindari pembatasan
pemecahan masalah.
C.
Perbandingan
antara Behaviorisme dan Teori Gestalt
Karakteristik Utama
|
Behaviorisme
|
Teori Gestalt
|
Asumsi dasar
|
a. Perilaku yang dapat diamati, bukan even sadar atau mental,
harus dipelajari
b.
Belajar adalah perubahan
c.
Hubungan antara stimuli dan respon harus dipelajari
|
Individu bereaksi kepada sebuah kesatuan; karena itu,
pembelajaran adalah organisasi dan reorganisasi bidang sendoris. Kesatuan
tersebut memiliki properti baru yang berbeda dari yang ada pada elemen
tersebut.
|
Eksperimen Umum
|
a.
Trial dan error
b.
Respons emosional atau refleks
|
Mengorganisasikan kembali: subjek ditempatkan dalam
situasi yang mensyaratkan restrukturisasi bagi solusi.
|
Formula belajar
|
a.
Stimulus-respons-imbalan
b.
Respons emosional:
Stimulus
1 + stimulus 2= respons
|
Konstelasi stimuli – organisasi-reaksi
|
No comments:
Post a Comment