BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Sunday, May 5, 2013

Laporan Mini Projek Paedagogi


Setelah melakukan berbagai percobaan dalam melakukan pengajaran, kami juga mendapatkan pembelajaran pastinya. Pembelajaran bahwa tugas seorang guru itu tidak hanya mengajarkan apa yang ia tahu, dan selesai begitu saja. Tapi, kita juga harus memastikan, apa yang kita ajarkan itu bermanfaat atau gak? apa mereka paham dengan yang kita ajarkan? Maka dari itu, Guru adalah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Berikut adalah laporan kami dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Kami belajar menjadi seorang Guru, pahlawan tanpa tanda jasa...


Kelompok I


Tujuan dan Manfaat Pembelajaran

·         Pengajar :
o   Pengajar juga belajar menghadapi anak-anak (murid) dengan cara yang baik dan benar
o   Membantu melatih kemampuan motorik anak-anak
o   Memberikan pengalaman dalam bidang proses belajar mengajar pada anak-anak (murid)
·         Murid :
o   Melatih kemampuan motorik
o   Meningkatkan kreativitas
o   Melatih menggunakan gunting, jarum

Landasan Teori

A. Kesiapan Mengajar

Mengajar bermakna tindakan seseorang atau tim dalam memberikan petunjuk atau menyampaikan informasi, pengalaman, pengetahuan, dan sejenisnya kepada subjek didik agar mereka mengetahui dan memahami sesuai dengan tujuan yang dikehendaki (Danim, 2010).
Kegiatan mengajar yang baik terjadi ketika adanya motivasi pada peserta didik. Proses pendidikan perlu menganggkat motivasi terhadap belajar kepada peserta didik, sehingga adanya keinginan yang kuat dan menginspirasi kepada peserta didik tentang proses belajar. Ada beberapa karakteristik kemampuan mengajar yang dapat menginspirasi siswa, yaitu:
1.     Keahlian pokok 
2.    Ahli paedagogi 
3.    Komunikator yang unggul 
4.    Mentor yang berpusat pada siswa 
5.    Asesor yang sistematis dan berkelanjutan

Proses mengajar anak-anak biasanya dikenal dengan sebutan paedagogi. Paedagogi mempunyai dua kategori, yaitu paedagogi formal dan paedagogi vernakuler. Paedagogi formal berupaya mengembangkan prinsip dan teori paedagogi yang efektif melalui penelitian yang sistematik, lebih abstrak, dan umum. Sedangkan paedagogi vernakular lebih menekankan pada pengetahuan praktis dan empiris atau pengalaman individu untuk meningkatkan aplikasi paedagogi formal. Jadi, paedagogi formal dan paedagogi vernakural saling melengkapi dan tidak dapat dipisahkan.
Suatu proses kegiatan belajar-mengajar akan menjadi efektif ketika guru menikmati apa yang diajarkan dan murid menikmati pelajaran yang dipelajari. Ketika kedua hal ini tercapai, maka proses belajar-mengajar akan berjalan dengan lancar. Ketika proses ini berjalan dengan lancar, maka murid dan guru akan memperoleh tujuan dari pembelajaran itu.

B. Perkembangan Anak

Setiap detik, menit, jam, hari, bulan, dan tahun anak akan terus berkembang. Perkembangan yang akan terus dan penting untuk berkembang adalah kognitif, motorik, dan psikososial.  Perkembangan kemampuan motorik pada anak sangatlah penting agar anak-anak bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Ada 2 kemampuan motorik yang harus dikembangkan oleh anak-anak (Papalia, 2007), yaitu:

Kemampuan motorik kasar: kemampuan fisik yang terkait dengan perkembangan otot besar. Perkembangan sensoris dan motorik pada cerebral cortex memberikan koordinasi yang lebih baik sehingga anak-anak bisa melakukan apa yang mereka ingin lakukan, seperti lari, lompat, dan memanjat.

Kemampuan motorik halus: kemampuan fisik terkait dengan otot-otot kecil dan koordinasi mata-tangan. Anak-anak yang memiliki kemampuan ini akan lebih bertanggung-jawab terhadap kebutuhan diri mereka sendiri. Contoh kegiatan yang dilakukan dengan kemampuan motorik halus, yaitu mengancing baju, menggambar, menggunting, dan sebagainya.

Perencanaan
Rencana I

Partisipan                : anak jalanan
Materi pembelajaran    : membuat alas cangkir dari sedotan dan benang wol

Pada awalnya kelompok kami merencanakan memberikan pengajaran pada kelompok anak jalanan yang sering bermain disekitaran Fakultas Psikologi USU, karena menurut kami anak jalanan membutuhkan pembelajaran ini (membuat alas cangkir dari sedotan dan benang wol) untuk menambah pemasukan mereka. Bahan yang digunakan untuk proses pembelajaran ini sangat mudah didapat dan hanya memerlukan biaya yang relatif murah, dan hasilnyapun dapat mereka gunakan sendiri atau mereka jual kembali.
Setelah mencari bahan pengajaran, kami menemui mereka untuk memberi tahukan tujuan pembelajaran yang kami rencanakan. Namun, kendala yang kami dapatkan bukan berasal dari mereka (peserta didik) namun dari pendamping mereka (Tante Bos). Maka dari itu, kami mengganti dan mencari calon peserta didik lainnya.

Rencana 2


Partisipan              : Keponakan RA
Materi pembelajaran : membuat kincir angin, telepon dari kaleng, atau pesawat dari kardus bekas

Rencana proses pembelajaran yang kedua, kami memiliki tema pemberian materi mengenai daur ulang (menggunakan bahan bekas untuk menghasilkan suatu barang). Tujuannya agar peserta didik tahu, bahwa tidak semua barang bekas itu tidak berguna dan dibuang. Akan tetapi, bahan-bahan bekas itu juga dapat diolah menjadi sesuatu yang mengasyikkan, misalnya saja mainan.
Setelah perencanaan materi, kami menemui peserta didik untuk membangun raport dengan mereka, mengumpulkan data, dan menanyakan kesiapan mereka. Kami menawarkan materi pembelajaran yang kami persiapkan, namun respon yang didapat tidak begitu baik. Berikut Responnya:


  • Ab (kelas 4 SD): “sudah pernah kak buat itu”, dengan gesture tidak begitu tertarik dengan penawaran materi.
  • Ar (Kelas 2 SD): Hanya senyum, tidak merespon langsung dan hanya duduk lemas
  • Ta (Kelas 1 SD): Menjawab pertanyaan dengan ceria, namun respon tentang kesukaan mainan, “lebih suka main Ipad kak”.

Setelah itu kami mencoba untuk menyesuaikan jadwal mereka dengan jadwal kami agar bisa melakukan kegiatan mengajar ini, tetapi waktu anak-anak itu tidak ada yang cocok karena mereka berasal dari sekolah yang berbeda dan tingkat kelas yang berberda, serta ditambah dengan respon mereka yang kurang antusias dengan materi, kami kemudian mencari partisipan lain.

Rencana 3



Partisipan            : adik dan teman adiknya ZA
Materi pembelajaran: belum ditentukan

Pada perencanaan proses pembelajaran kali ini, kami tidak menentukan materi pembelajaran. Kami berfokus dengan pembangunan raport dan ketertarikan peserta didik mengenai proses pembelajaran yang mereka inginkan, agar proses pembelajaran ini berjalan dengan lancar.

Kami menemui mereka untuk membangun raport dan mengumpulkan data mengenai ketertarikan mereka. Dari perbincangan yang kami lakukan, kami mendapatkan mereka menyukai olahraga sepak bola dan anime. Saat sedang mengobrol tentang anime, salah seorang anak menunjuk gantungan kunci salah satu anggota kami, gantungan kunci yang terbuat dari kain flanel berbentuk piano. Ternyata mereka tertarik dengan gantungan kunci itu, dan menanyakan “bisa buat bentuk naruto kak??”, kami senyum dan menjawab “bisaa. Mau di ajarin?”. Mereka menjawab dengan antusias, “mau kaak!”. Sehingga kami memutuskan untuk mengajari peserta didik tersebut sebuah mainan kunci dari kain flanel, dan dibentuk menjadi aksesoris anime.

Setelah itu, kami menanyakan waktu yang pas antara mereka dan kami untuk bertemu, mempelajari pembuatan gantungan kunci tersebut. Dan kami juga menanyakan apa yang ingin mereka buat, hal ini agar warna-warna dari kain flanel yang mereka butuhkan tidak kurang.

Proses Pembelajaran

Jumlah Peserta didik : 4 Orang
Simpulan hasil observasi awal


Peserta Didik 1
Nama Lengkap            : Ahmad Fandi
Nama Panggilan          : Fandi
Kelas                      : 6 SD
Tempat/Tanggal Lahir   : Padang Sidempuan, 17 Juni 2001
Pelajaran yang disukai   : B. Indonesia dan IPS
Hobi                      : Main sepak bola dan Futsal

Peserta Didik 2
Nama Lengkap            : Ahmad Nuari
Nama Panggilan          : Ari
Kelas                      : 6 SD
Tempat/Tanggal Lahir   : Medan, 11 Januari 2001
Pelajaran yang disukai   : PKN dan IPS
Hobi                      : Main sepak bola dan Futsal

Peserta Didik 3
Nama Lengkap            : Esa Prasetio Wiratno
Nama Panggilan          : Esa
Kelas                      : 6 SD
Tempat/Tanggal Lahir   : Medan, 13 Juni 2001
Pelajaran yang disukai   : Agama dan IPS
Hobi                      : Main sepak bola dan Futsal

Peserta Didik 4
Nama Lengkap            : Zogi Arian Pratama Samosir
Nama Panggilan          : Zogi
Kelas                      : 4 SD
Tempat/Tanggal Lahir   : Medan, 17 Agustus 2003
Pelajaran yang disukai   : Matematika dan B. Inggris
Hobi                      : Main sepak bola dan Futsal


Pelaksanaan
Tanggal:       7 April 2013
Waktu :       17.00-20.00
Lokasi :        Pondok Halama Salah Satu Rumah Peserta Didik

Perlengkapan Kegiatan
Alat:
·         kamera ponsel 
·         gunting 
·         pensil 
·         penggaris 
·         lem 
·         jarum 
·         kertas pola

Bahan:
·         kain felt 
·         benang wol 
·         benang jahit
·         gantungan kunci

Laporan Kegiatan

Saat kegiatan pengajaran dimulai, keempat peserta didik yang bernama Fandi, Ari, Esa, dan Zogi sangat antusias, mereka terus bertanya mengenai alat dan bahan yang kami bawa beserta pola-pola bentuk gantungan kunci. Berikut adalah hasil observasi saat kegiatan mengajar berlangsung:

Peserta Didik:

Fandi:
  • Menjawab saat ditanya teman dan pengajar 
  • Tersenyum saat menggambar pola 
  • Tersenyum saat mengunting kertas pola 
  • Tersenyum saat menempel hasil guntingan 
  • Duduk diam melihat teman-temannya melakukan kegiatan 

Ari:
  • Menggambar pola dengan serius
  • Menggunting pola dengan serius 
  • Menempelkan hasil guntingan dengan serius 
  • Bertanya saat ada hal yang tidak mengerti kepada pengajar
  • Membantu Zogi menggambar pola 
  • Membantu Zogi menggunting pola 

Esa: 
  •  Aktif berbicara
  •  Suka bercanda
  •  Menggambar pola sambil bercerita dengan teman
  •  Menggunting pola sambil bercerita dengan teman
  •   Menempel hasil guntingan sambil bercerita dengan teman
  •  Meminta kain felt untuk latihan di rumah

Zogi:
  •  Sangat aktif berbicara dengan teman
  •  Mengejek hasil karya temannya
  •  Berjalan kesana kemari
  •  Menggambar pola sambil bercerita dengan teman
  •  Menggunting pola sambil mengeluh
  •  Menempelkan hasil guntingan sambil mengeluh
  •  Membuat 2 gantungan kunci
  •  Suka difoto
  •  Aktif bertanya kepada pengajar
  •  Tidak pandai mengambar
  •  Selanjutnya hasil observasi terhadap pengajar:

Tim Pengajar

Susi:

  • Melakukan salam pembuka bersama Sarah
  •  Mengeluarkan peralatan dan bahan dari tas
  •  Memberi arahan membuat pola pada peserta
  • Mempraktekkan dasar membuat pola di kertas
  • Menggambar pola dengan jangka
  •  Mempraktekkan cara menggunting pola
  • Memfoto proses kegiatan
  •  Membantu memasangkan gantungan kunci Esa dan Fandi

Chairuna:

  •  Memfoto proses kegiatan
  • Membantu membuat pola Ari dan Fandi
  • Membantu Ari memotong pola
  • Menjawab pertanyaan Ari
  • Membantu Zogi membuat pola hiasan
  • Membantu memasang gantungan kunci Ari

Sarah:

  •  Melakukan salam pembuka bersama Susi 
  • Memegang dan membawa peralatan dan bahan ke pondok 
  • Menggambar pola dengan melihat foto 
  • Mengarahkan cara menggambar pola 
  • Memberi arahan cara menggunting pola 
  • Memberi arahan cara menempel hasil guntingan 
  • Membantu Fandi mengunting hiasan pola 
  • Membantu memasang gantungan kunci Zogi

Hasil Kegiatan

Setelah proses pembelajaran selesai, dan gantungan kunci yang mereka (Fandi, Esa, Ari, dan Zogi) buat juga telah selesai, mereka sangat senang. Fandi dan Zogi membuat 2 gantungan kunci (gitar dan dragon ball). Esa membuat dragon ball, dan ari membuat buku Death Note. Mereka meminta sebagian bahan, dan katanya ingin membuat bentuk lainnya di rumah.

Untuk memberi penambahan semangat, kami juga menyediakan snack berupa makanan ringan dan minuman, dan kami makan bersama saat penutupan. Sebelum penutupan, kami bercerita-cerita lagi tentang kegiatan belajar tersebut, ternyata  mereka sangat senang, dan menanyakan kapan main-main seperti ini lagi.

Evaluasi Kegiatan

Dalam perencanaan kegiatan, kami menemukan beberapa kendala, yaitu :

  • Kendala mencari peserta didik 
  • Kendala mencari waktu yang sesuai antara anggota kelompok dan peserta didik 
  • Kendala pada materi yang ingin diajarkan pada peserta didik

Ada 2 perencanaan yang gagal dijalankan yaitu rencana 1 dan 2, dari kegagalan itu kami belajar bahwa untuk memberikan informasi berupa pengetahuan tidaklah mudah, semua itu tergantung dengan peserta didik atau target kegiatan, untuk itu kami harus mencari tahu dulu apa yang dibutuhkan oleh peserta didik, apa yang disukainya, dan manfaat apa yang diperoleh jika mereka mengikuti kegiatan ini. Namun, tetap perlu adanya persiapan dan penawaran materi yang dikuasai oleh pengajar.

Jika dilihat dari proses pengajaran, kami sudah berusaha mengikuti prinsip paedagogi, dimulai dari cara mengajar kami sudah mempelajari cara membuat gantungan kunci secara teoritis dan praktis, kami sudah berdiskusi cara membuat gantungan kunci dengan cara yang paling sederhana dan mempraktekkannya agar saat proses mengajar kami bisa mengajarkan dengan baik dan benar. Kami mencoba memotivasi peserta didik untuk belajar membuatnya sendiri di rumah dan juga memberikan beberapa bahan untuk mereka agar bisa latihan di rumah. ketika proses belajar-mengajar ini berlangsung kami dan peserta didik sama-sama menikmati apa yang sedang kami kerjakan, hal ini terlihat dari senyuman para peserta didik dan pengajar. Ketika Kegiatan ini berlangsung ada beberapa masalah yang dihadapi oleh kelompok, yaitu cahaya lampu di pondok kurang terang dan banyak nyamuk karena di sekitar pondok terdapat kolam dan tanaman.

Perincian Biaya
Rincian
Jumlah
Harga/satuan
Total
Minuman
1 botol
Rp 14.500
Rp  14.500
Snack
1 bungkus
Rp   7.500
Rp    7.500
Snack
4 bungkus
Rp   4.000
Rp  16.000
Lem
1 biji
Rp   2.500
Rp    2.500
Kain flanel
3 lembar
Rp   2.500
Rp    7.500
Gantungan
10 buah
Rp      750
Rp    7.500
Jarum
1  bungkus
Rp   8.000
Rp    8.000
Total
Rp  63.500


Dokumentasi

Proses Pembelajaran

Saat santai

Fandi dan karyanya

Ari dan Karyanya

Esa dan Karyanya

Zogi dan Karyanya

Hasil Pembelajaran


Testimonial

Susi:

Bagi saya, proses belajar-mengajar yang kami lakukan ini sangat menyenangkan. Banyak canda dan tawa haha ^^
Anak-anak juga sangat antusias saat membuat gantungan ini.

Runa:
Ternyata mengajar itu enggak semudah membalikkan telapak tangan. Harus menguasai bahan, harus bisa menarik perhatian peserta didik, harus bisa memotivasi. Waah! harus banyak bisanya. Tapi setelah melewati beberapa kali trial and error, akhirnya paham gimana enaknya mengajar. Waktu dilapangan juga seru, mungkin karena dapat peserta didik yang seru-seru juga dan mereka antusias. Bertambah lagi deh pengalaman. Kereeen !! Seruuu!! Asyiiik!!

Cacek:

Teaching is fun . Mengajar buat saya adalah hal yang menarik dan menyenangkan, apalagi karena materi dan bahan yang kelompok ajarkan termasuk hobby saya, yaitu kerajinan tangan. Awalnya agak ragu apakah anak laki-laki seusia subjek kami tersebut mau diajarkan materi ini, mengingat biasanya kegiatan seperti ini lebih sering dilakukan oleh anak perempuan. Ternyata sebaliknya, mereka sangat antusias mengerjakannya. Puas sekaligus bangga bisa mengajarkan hal-hal yang baru kepada anak-anak.