BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Wednesday, February 23, 2011

Tugas Andragogi 2


Pendidkan orang dewasa, merupakan pendidikan yang informal. Mengapa juga diperlukan perencanaan pendidikan? Dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan?

Pendidikan formal ataupun informal sangat membutuhkan perencanaan pendidikan, baik untuk pelajar muda, maupun untuk pendidikan orang dewasa. Karena perencanaan pendidikan ini guna untuk memberikan arah, agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, tetapi rumusnya tidak dapat diukur dan dinyatakan dalam istilah performasi. Suatu perencanaan pendidikan memiliki komponen penting, yakni:
1.peserta didik
2. tujuan belajar
3. sumber belajar (pembimbing)
4. kurikulum
5. organisasi pelaksana
6. kondisi masyarakat setempat
7. kemanfaatan langsung
8. struktur organisasi.

Dalam perencanaan pendidikan, ada hal-hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
• Penemuan yang telah ada sebelumnya
• Perlunya penelitian keadaan lokasi
• Perkiraan kebutuhan
• Penyusunan skala prioritas
• Penyusunan tujuan dan strategi
• Rancangan implementasi
• Penetapan waktu pelaksanaan
• Penilaian

Dalam POD, juga diperlukan rancangan pendidikan agar proses dapat berjalan dengan lancar. Berdasarkan pendekatan menurut Dicky&Carey (1985) dan Hannum&Briggs (1984) dalam Munandirv(1987) mempunyai beberapa prosedur, yakni:

1. Identifikasi tujuan umum pengajaran
2. Melakukan analisis pengajaran
3. Identifikasi tingkah laku masukan dan cirri peserta didik
4. Merumuskan tujuan performansi
5. Mengembangkan butir-butir tes acuan patokan
6. Mengembangkan strategi pengajaran
7. Mengembangkan dan memilih materi pengajaran
8. Merancang dan melakukan evaluasi formatif
9. Merevisi bahan pengajaran
10. Merancang dan melakukan evaluasi sumatif


Daftar Pustaka:
Suprijanto .(2005).Pendidikan Orang Dewasa. Banjar Baru

Thursday, February 17, 2011

Tugas Kelompok 1 Andragogi

09.029 - Chairuna Syahputri Nst
09.069 - Shoffa Malini


Permasalahan:
Kenapa adanya mahasiswa yang tidak dapat mengikuti perkuliahan dengan alasan yang kurang menguatkan untuk tidak ikut matakuliah.  
Hal ini merupakan hal yang umum terjadi pada kehidupan pendidikan orang dewasa sekarang. Untuk mengetahui penyebab dari kasus seperti ilustrasi di atas, maka kami akan membahas dengan menggunakan beberapa prinsip pendidiikan orang dewasa dan pendekatannya.

 Hal apa saja yang mempengaruhi  Kemalasan akan suatu pelajaran terhadap ketidakdisiplinan mahasiswa terhadap jadwal perkuliahan??

Jawab :
1. HUKUM BELAJAR
-          Keinginan Belajar
Keinginan belajar merupakan  hal yang sangat penting yang dapat meningkatkan efektifitas belajar. Dengan adanya keinginan belajar seseorang maka akan timbul motivasi untuk mencari tahu akan suatu pembelajaran tersebut. Karena  keinginan merupakan hal yang pokok untuk mencapai  suatu keberhasilan. ketidakdisiplinan ini muncul  karena keinginan dalam pembelajaran yang semakin berkurang.

-          Pengertian terhadap tugas
Mahasiswa dalam memperoleh pengertian yang jelas dengan hal apa yang harus dikerjakan untuk mencapai  tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, mungkin mahasiswa  memiliki tugas lain yang harus diselesaikan, sehingga  mereka mengambil tugas yang mereka anggap prioritas utama pada saat perkuliahan berlangsung.

-          Hukum Asosiasi
Belajar dengan menghubungkan ide atau fakta dengan ide atau fakta lain cenderung menghasilkan ingatan yang permanen daripada tidak menghubungkannya.  Dalam hal ini ciri penting dalam hukum asosiasi bahwa ide atau pengalaman baru akan menimbulkan emosi jika di hubungkan dengan ide atau pengalaman sebelumnya. Dengan adanya ketidakdisiplinan mahasiswa akan jadwal perkuliahan, mahasiswa mencoba mencari pengalaman baru dengan hal sesuatu  yang mereka senangi diluar perkuliahan, sehingga mereka menghubungkan pembelajaran didalam kuliah dan di luar kuliah.

-          Minat,keuletan dan intensitas
Dalam penelitian bahwa minat atau rasa tertarik keuletan atau kegigihan, dan intensitas sangat berpengaruh dalam meningkatkan keberhasilan belajar. Dalam hal ini minat belajar pada mahasiswa rendah akan mengikuti perkuliahan dan keuletan dalam menuntut ilmu juga rendah sehingga melakukan intensitas terhadap mengikuti mata kuliah akan berkurang.dengan itu dibutuhkan minat dan keuletan mahasiswa untuk dapat mengikuti perkuliahan.

2. PENDEKATAN PEMUSATAN MASALAH
Dalam suatu proses pembelajaran sehari-hari dengan mengarahkan pengalaman, akan mempunyai manfaat secara langsung bagi pembelajaran. Tetapi motivasi lemah jika orang Dewasa tidak didorong pada kemampuannya sendiri, dan mengakibatkan secara langsung terhadap masalahnya. Dalam hal ini seorang mahasiswa memiliki motivasi yang lemah, tidak percaya akan kemampuaanya dalam memecahkan masalah diperkuliahan, sehingga mereka mengambil alternatif, untuk tidak mengikuti perkuliahan. Pemusatan masalah ini terletak pada motivasi mahasiswa yng lemah akan mengikuti perkuliahan.


REFERENSI :
* Suprijanto,H. (2007). Pendidikan Orang Dewasa; dari teori hingga aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.
* Yusnadi, (200-). Andragogi, Pendiikan Orang Dewasa. Medan: Unimed Press.

Tugas Andragogi 1


Bagaimana jika model kurikulum dan penerapan teori belajar menggunakan kurikulum KTSP, seperti sekolah formal??


KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Adapun prinsip-prinsipnya:
  1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya
  2. Beragam dan terpadu
  3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
  4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
  5. Menyeluruh dan berkesinambungan
  6. Belajar sepanjang hayat
  7. Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah

Pada Model Kurikulum dan Penerapan Teori Belajar POD ada 4 model kurikulum, yaitu:
a.      Model Informasi
·         Pembelajar memberikan informasi dan keterampilan dan biasanya dengan kuliah dan penggunaan latihan.
·         Rangsangan bahan mengandung informasi selengkap mungkin, sehingga pembelajar tidak mempunyai kesempatan atau hanya mempunyai kesempatan yang sangat terbatas untuk mengembangkan sesuatu.
·         Pebelajar menyerap informasi karet busa dari pemikiran pembelajar dan dari bahan bacaan.
·         Penekanan adalah penguasaan bahan pelajaran dan menghafalannya.

b.      Model Pemecahan Masalah
·         Pembelajar memberikan rangsangan berbentuk gambar dan menghidupkan diskusi mengenai suatu gagasan, pokok masalah atau persoalan tertentu.
·         Rangsangan bahan tidak mengandungsebagai informasi, pebelajar menyumbangkan pengalaman hidupnya serta mengumpulkan keterangan tambahan untuk dapat memahami pokok masalah atau pokok persoalan dengan lebih baik.
·         Pebelajar menganalisis gagasan atau masalahnya, menilai kepentingannya, mempertimbangkan sebab akibat, mempertimbangkan pemecaahan yang mungkin. Kemudian memutuskan arah tindakan, selanjutnya menemukan keterampilan yang dapat membantu dalam pemecahan masalahnya.
·         Penekanan adalah pada penggunaan pikiran pebelajar untuk menelaah dan memecahkan masalah.

c.       Model Proyektif
·         Pembelajar memberikan suatu cerita terbuka atau cerita bergambar mengenai kejadian-kejadian yang terjadi dalam cerita berasal dari penulis kurikulum.
·         Rangsangan bahan mengandung berbagai informasi baik tentang masalah tekhniknya, maupun mengenai pengaruh-pengaruh yang bersifat nasional atau ekonomis.
·         Akhir cerita dijelaskan oleh pebelajar. Mereka mendiskusikan perilaku dan motivasi tokoh-tokoh dalam cerita. Maka dengan mendiskusikan ini pebelajaran dapat mengungkapkan perasaan-perasaannya, tata nilai, dan sebagainya.
·         Penekanan pada pemahaman masalah secara terpadu, dengan perhatian khusus pada pengaruh-pengaruh tersembunyi pada masalahnya (pengaruh sosio-kultural dan psikologis)

d.      Model ekspresi/perwujudan diri
·         Pembelajar memberikan bahan-bahan mentah yang dapat dipergunakan oleh pebelajar untuk menciptakan cerita, kejadian atau keadaan yang mengandung masalah.
·         Rangsangan bahan tidak mengandung informasi tertentu, kecuali rangsangan yang ada sangkutpautnya dengan manusia.
·         Pebelajaran mempergunakan bahan mentah pengalaman hidupnya sendiri untuk menciptakan suatu cerita baru yang dapat didiskusikan oleh pebelajar lainnya.
·         Penekanan terhadap diri sendiri.

Penerapan teori belajar pada situasi belajar
a.      Pendekatan yang terpusat pada masalah. Strategi dasar kurikulum diutamakan pada proses pengetahuan(kognitif) yang rasional dan intelektual.
b.      Pendekatan perwujudan diri. Merancang situasi belajar dengan melibatkan pebelajaran baik secara emosional maupun secara intelektual untuk menyentuh tata nilai dan pandangan diri pebelajar yang paling dalam

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa apabila KTSP yang digunakan, maka tidaklah pas, karena biasanya kurikulum dalam pendidikan luar sekolah menggunakan Model Informasi, Model Pemecahan Masalah, Model Proyektif, Model ekspresi/perwujudan diri.