BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Wednesday, September 25, 2013

Tugas Kreativitas: Tokoh Kreatif

Minggu lalu merupakan perkuliahan ketiga kreativitas (termasuk kontrak kuliah). Kami membahas mengenai 4P (Peson, Press, Proses dan Product). Kami di minta oleh dosen pengampu untuk menganalisa tokoh yang kami anggap kreatif berdasarkan 4P.
Tokoh yang dianggap kreatif? Awalnya bingung juga sih siapa yang mau dipikirkan. Cukup banyak orang-orang kreatif disekitar kita pastinya. Awalnya terfikir dengan seorang teman yang menurutku cukup kreatif. Tapi tiba-tiba terfikir abang sendiri.
Yaahh.. Awalnya sih di kelas menuliskan tentang teman yang kreatif ini. Tapi begitu disuruh posting, setelah dipikir-pikir lebih baik menceritakan abang sendiri. Karena sayakan cukup lama tinggal dengannya Tapi kembali terfikir, banyak orang yang bisa melakukan hal yang seperti dia lakukan. Kembali bingung lagi, tapi hati mengatakan, kalau menceritakan dia kan gak ada salahnya (hehehe..)

Berikut tokoh yang saya analisa.... J

PERSON:
Pria yang umurnya sekitar 29 tahun, belum menikah. Bekerja secara freelance sebagai web designer. Orangnya cukup pendiam, namun cerdas. Sejak kecil dia emang sering bermain komputer. Disaat orang-orang lebih senang main-main yang gak jelas, dia lebih senang bermain komputer. Di saat orang-orang (teman sebayanya) baru bisa menghidupkan komputer, dia justru sudah dapat mengotak-atiknya. Di komputer dia bukan sekedar bermain, tapi dia mencari berbagai info dari internet.
Di keluarga memang tidak melarang kami bermain dengan komputer, asalkan kami tidak lupa waktu, tidak lupa mengerjakan PR, dan tetap bersekolah. Namun, yang paling terobsesi dengan komputer hanyalah dia saat itu. Mama cukup panik karena itu, yaah karena seringnya dia di depan komputer dia jarang mau bermain di luar rumah bersama teman-teman sebayannya. Mama menyuruh bahkan memaksa dia untuk keluar rumah agar dia berain dengan teman-temannya.
Dia berkuliah di Universitas Swasta di Yogyakarta jurusan Tekhnik Informatika. Yahh jurusan yang sesuai dengannya. Dia suka komputer dan dia berkuliah di jurusan yang diinginkannya. Dia kuliah sambil bekerja. Bekerja secara freelance. Pada memasuki tahun kedua kuliah, mama papa jarang mengirimkan dia uang bulanan (kos, makan, uang kuliah) yaah sebenarnya karena dia tidak pernah meminta.
Setelah selesai kuliah, ia tetap melanjutkan pekerjaannya tersebut. Web Design yang lebih sering orang luar (luar negeri) meminta kepada perusahaan mereka untuk dibuatkan web. Dan mendapatkan penghasilan yang cukup besar. J

PRESS:
Memiliki abang yang bekerja sebagai web designer cukup membanggakan. Bangga bukan dengan hasil yang “wah” dia peroleh, tapi lebih kemandiriannya, dan berani bertanggung jawab dengan apa yang dia pilih. Membayar biaya kos, kehidupan, kuliah semua ia lakukan sendiri.
Ketika ditanyakan tentang hambatan, pastilah ada hambatan. Ia kuliah layaknya remaja yang berkuliah. Namun, berkuliah sambil bekerja mendapat pertentangan dari mama dan papa meskipun tidak besar. Karena dengan bekerja ia akan menghambat kuliahnya. Namun, mama papa tidak berani melarang terlalu keras, karena mereka tidak selalu membayar keperluan kehidupannya.
Dorongan internal (motivasi diri) saya rasa awalnya lebih besar disini.  Dia men-design web (yang setau saya, dia tidak pernah belajar khusus tentang ini. dia hanya otodidak) karena dia suka berada di depan komputer, kalau disuruh menggambar dengan pensil, dia gak bisa. Motivasinya lagi, menurut saya lebih ke bagaimana caranya dia bisa membiayai hidupnya. Dia berusaha keras untuk menghasilkan sesuatu hingga dapat di jual.
Dorongan Eksternalnya, banyak permintaan (khususnya luar negri) yang meminta bantuan instansi mereka untuk men-design web dengan bayaran yang cukup tinggi. Memang permintaan tiap orang berbeda, tapi rata-rata mereka menyukai dengan apa yang instansi mereka buat. Hingga sekarang banyak sekali permintaan yang mereka terima.

PROSES
Ketika dikaitkan dengan teori Wallas yang meliputi 4 tahapan:
1.    Persiapan. Yang menurut saya dia “buta” dalam hal design, dia bertanya-tanya ke teman-temannya yang merupakan designer, mencari informasi-informasi dari internet, dan sebagainya.
2.    Inkubasi. Dia awalnya mencoba-coba men-design sendiri. Memang terjadi trial-error, namun ia tetap terus berusaha.
3.    Iluminasi. Setelah berkali-kali trial-error, akhirnya dia berhasil membuat sesuatu yang pasti menuerutnya keren.
4.    Verivikasi. Dan ketika dia mengajukan design-annya, ternyata cukup banyak orang yang menyukainya. (Alhamdulillah..)

PRODUCT

Hasilnya, karena dia web-design, maka yang pertama kali yang dihasilkannya adalah designnya. Yang kedua uang, dari uang yang diperoleh,  dia bisa membeli apapun yang ia mau. Sekarang dia tidak hanya men-design web, namun banyak aktivitas komputer lainnya yang bisa ia kerjakan, misalnya design game, dan lainnya..

Tuesday, September 17, 2013

Tugas Resume 2

Pendekatan 4P dan Pengembangan Kreativitas


Minggu lalu adalah minggu pertama perkuliahan KREATIVITAS dimulai (Masuk kepembahasan). Ketika masuk kami diberikan tugas oleh dosen pengampu untuk membuat suatu kreativitas dari bahan-bahan yang sederhana. Bahan-bahan yang sering kita jumpai. Yaitu:
  1.  Sampul Jilid (Kertas jeruk + Plastik lapis atas + lakban hitam)
  2. Tisu cantik
  3. Brosur
  4. Name Tag

Bahan yang sederhana,namun ternyata kita bisa menyulapnya menjadi suatu yang gak kalah kerennya. Saya sendiri membuat 3 aitem dari ke 4 barang tersebut. Yaitu:
  1. Bunga dari tisu - Saya membuat bunga mawar dari tisu, kebetulannya beberapa hari yang lalu sebelum perkuliahan ini, saya ada melihat disalah satu web tentang membuat bunga mawar dari tisu. Dan kebetulannya pada perkuliahan kali ini, saya bisa mempraktekkannya.
  2. Schedule List - Awalnya bukan ini yang ingin saya buat, namun karena keterbatasan alat, membuat pekerjaan sedikit terhambat. Maka saya merubah plan awal, menjadi membuat schedul list ini. Saya membuat schedule list dari sampul jilid. Hal ini terinspirasi dari kerjaan saya sendiri selama liburan untuk memaksimalkan kegiatan-kegiatan saya.
  3. Membuat kartu ucapan - Dengan bermodalal kertas brosur, name tag dan hekter saya membuat kartu ucapan. Sebenarnya kartu ucapannya saya buat dari name tag, dan saya masukkan dalam kertas brosur yang sudah dibuat seperti bingkai foto.

 Schedule List yang di buat di kampus. Berantakan!
v
v
v

Schedule List yang di buat saat liburan. Lebih rapi.. :)

Bunganya dilekatkan dikartu ucapannya. :S


Memang, dari semua yang saya buat, tidak ada yang menghasilkan hal yang memuaskan. Hal ini mungkin karena keterbatasan waktu dan alat. Sehingga hasilnya hanya sekedarnya (dan menurut saya juga sih, kalau sesuatu cepat puasnya kan gak seru juga, bisa buat malas berkarya). Dan disinilah dituntut kreativitasnya. Saat tidak ada gunting, dengan apa kita memotong? Saat tidak ada lem, alternatif lain apa lagi yang kita gunakan untuk merekatkan? Saat ketersediaan barang terbatas, benda apa yang dapat kita hasilkan? Pada mata kuliah ini lah kita di “paksa” untuk berfikir lebih untuk menghasilkan suatu kreativitas.

Untuk menghasilkan suatu kreativitas, kita membutuhkan 4P (Person, Press, Process dan Product). Empat (4) P ini melandasi pengembangan kreativitas individu. Berikut penjelasannya (diringkas dari Buku Pengmbangan Kreativitas Anak Berbakat oleh Prof. Dr. Utami Munandar):

1.  Pembentukkan Pribadi (Person) yang Kreatif
Ada banyak teori yang berusaha menjelaskan pembentukan kepribdian kreatif. Dalam buku ini membahas dari 2 mazhab, yaitu psikoanalisa dan humanistik.
a.   Teori Psikoanalisa
Teori Psikoanalisa oleh Sigmund Freud (1856-1939), Ernest Kris (1900-1957), dan Carl Jung (1875-1961) memandang kreativitas sebagai hasil mengatasi suatu masalah, yang biasanya dimulai di masa anak. Pribadi kreatif dipandang sebagai individu yang pernah mengalami traumatis, yang dihadapi dengan memungkinkan gagasan-gagasan yang disadari dan yang tidak disadari bercampur menjadi pemecahan inovasidari trauma. Tindakan Kreatif mentransformasikan keadaan psikis yang tidak sehat menjadi sehat.
b.  Teori Humanistik
Teori Humanistik oleh Abraham Maslow (1908-1970) dan Carl Rogers (1902-1987) melihat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi. Kreativitas dapat berkembang selama hidup dan tidak terbatas pada limatahun pertama.
c.   Ciri-ciri kepribadian kreatif
Biasanya anak-anak kreatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
·           Selalu ingin tahu
·           Minat luas
·           Menyukai aktivitas kreatif
·           Mandiri
·           Memiliki rasa percaya diri
·           Terorganisasi dalam tindakan (menurut Treffinger)
·           Energi, Spontanitas dan kepetualangan yang luar biasa
·           Memiliki rasa humor yang tinggi
·           Idealisme
·           Refleksi
·           Tertarik pada hal yang rumit dan misterius
Berikut pandangan tentang ciri-ciri pribadi yang kreatif di Indonesia oleh pakar psikologi:
·         Imajinatif
·         Mempunyai prakarsa
·         Mempunayi minat luas
·         Mandiri dalam berfikir
·         Melit
·         Senang bertualang
·         Penuh energi
·         Percaya diri
·         Bersedia mengambil resiko
·         Yakin

2.  Teori –teori tentang “Press”
Kreativitas anak dapat terwujud dengan adanya dorongan dalam diri individu (motivasi intrinsik) dan dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik)
a.   Motivasi untuk kreativitas
Setiap orang ada kecenderungan untuk mewujudkan potensinya. Dorongan untuk menjadi matang, untuk mengungkapkan dang mengaktifkan semua kapasitas seseorang. Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu membentuk hubungan-hubungan baru dengan lingkungannya.
b.  Kondisi Eksternal mendorong perilaku kreatif
Kreativitas memang tidak bisa dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan untuk tumbuh. Bibit unggul memerlukan kondisi yang memupuk dan memungkinkan bibit itu mengembangkan sendiri potensinya.

3.  Teori tentang Proses kreatif
a.   Teori Wallas
Menurut teori Wallas yang dikemukakan pada tahun 1926 dalam bukunya The Art of Thought (Piirto, 1992) menyatakan bahwa proses kreatif meliputi 4 tahapan, (1) persiapan; (2) Inkubasi; (3) Iluminasi; (4) Verifikasi.
b.  Teori tentang Belahan Otak Kanan dan Kiri
Hemisper setiap orang memiliki sisi dominan. Pada umumnya orang lebih biasa menggunakan tangan kanan, berarti ia didominasi oleh otak kiri. Sedangkan orang yang kidal (menggunakan tangan kiri) mereka memiliki dominasi otak kanan. Dihipotesiskan, bahwa otak kanan berkaitan dengan fungsi kreatif, sehingga terjadi “dichotomania”, membagi-bagi semua fungsi mental menjadi fungsi belahan otak kanan atau kiri.

4.  Produk
Bakat dan ciri-ciri pribadi yang kreatif memiliki kondisi pribadi dan lingkungan yang menunjang (press) atau lingkungna yang memberikan kesempatan/peluang untuk bersibuk diri secara kreatif maka diprediksikan bahwa produk kreativitas akan muncul.

Wednesday, September 11, 2013

KREATIVITAS : Tugas Resume 1

KONSEP KEBERBAKATAN DAN KREATIVITAS


            Kreativitas sangat dibutuhkan dari aspek kehidupan manapun. Namun, kebutuhan akan kreativitas ini jarang dilatih. Guilford (1950)  menyatakan betapa penelitian dalam bidang kreativitas sangat kurang, sebagaimana yang dinyatakannya dalam pidato pelantikannya sebagai Presiden APA, bahwa:

“Keluhan yang paling banyak saya dengar mengenai lulusan PT kita ialah bahwa mereka cukup mampu melakukan tugas-tugas yang diberikan dengan menguasai tekhnik-tekhnik yang diajarkan, namun mereka tidak berdaya jika dituntut memecahkan masalah yang memerlukan cara-cara baru.”

I.         KONSEP KREATIVITAS
1.  Kreativitas dan Aktualisasi Diri
Menurut Psikolog Humanistik (seperti: Abraham Maslow dan Carl Rogers) mengatakan bahwa Aktualisasi diri ialah apabila seseorang menggunakan semua bakat dan talentanya untuk menjadi apa yang ia mampu – mengaktualisasikan atau mewujudkan potensinya. Menurut Maslow (1968) aktualisasi merupakan karakteristik fundamental, suatu potensialitas yang ada pada semua manusia saat dilahirkan, akan tetapi yang sering hilang, terhambat atau terpendam dalam proses pembudayaan. Rogers (1962) menekankan bahwa sumber dari kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasi diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, kecenderungan untuk mengekspresikan dan mengaktifkan semua kemampuan organisme.

Yonge (1975) menemukan korelasi positif antara skor pada ukuran aktualisasi diri (Personal Orientation Inventory, Shostrum, 1963) dan beberapa ukuran kreativitas, seperti skala kreativitas “Adjective Checklist”. Maslow membedakan antara:

a.  Kreativitas talenta khusus: Orang-orang yang memiliki bakat yang luar biasa. Misalnya: seni, musik, sastra, teater, sains, bisnis, dll
b.    Kreativitas aktualisasi diri: orang-orang yang memiliki keshatan mental, hidup sepenuhnya dan produktif, dan cenderung menghadapi semua aspek kehidupannya secara fleksibel dan kreatif.

Kreativitas aktualisasi diri adalah kekreatifan yang umum dan “content free”. Program kreativitas bertujuan:

a.    Meningkatkan kesadaran kreativitas
b.    Memperkokoh sikap kreatif
c.    Mengajarkan teknik menemukan gagasan dan memecahkan masalah secara kreatif
d.    Melatih kemampuan kreatif secara umum

2.    Konsep Kreativitas dengan Pendekatan 4P
Beberapa definisi tentang kreativitas berdasarkan 4P (Person, Process, Press, Product) :

a.    Definisi Pribadi (Person)
Menurut Hulbeck (1945) “creative action ia an imposing of one’s own whole personality on the environment in an unique and characteristic way”.
b.    Definisi Proses (Process)
Definisi proses yang terkenal adalah dari Torrance (1988) tentang kreativitas yang menyerupai langkah-langkah metode ilmiah. Mulai dari menemukan masalah sampai menyampaikan hasil.
“the process of 1) sensing difficulties, problems, gaps in information, missing elements, something asked; 2) making guesses and formulating hypotheses about these deficiencies; 3) evaluating and testing these guesses and hypotheses; 4) possibly revising and retesting them; and 5) communicating the result (1988: 47).”
c.    Definisi Produk (Product)
Definisi yang berfokus pada produk kreatif menekankan orsinalitas, dalam definisi yang dikemukakan oleh Baron (1969) yang menyatakan bahwa ‘kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru’. Rogers (dalam Vernon, 1982) mengemukakan kriteria untuk produk kreatif adalah:
1)    Produk harus nyata (observable)
2)   Produk harus baru
3) Produk itu adalah hasil dari kualitas unik individu dalam interaksi dengan lingkungannya
d.    Definisi “Press” (dorongan)
Definisi kreativitas yang mengarah pada “press” atau dorongan, baik dorongan internal (dari diri sendiri berupa keinginan dan hasrat untuk menciptakan atau bersibuk diri secara kreatif) maupun dorongan eksternal (lingkungan sosial dan psikologis). Kreativitas tidak akan berkembang dalam kebudayaan yang terlalu menekankan konformitas dan tradisi, dan kurang terbuka terhadap perubahan dan perkembangan baru.

II.          KONSEP ANAK BERBAKAT DAN KEBERBAKATAN (GIFTEDNESS)
Apa yang dimaksud dengan ‘keberbakatan’ dan ‘anak berbakat’? Istilah ini menunjukkan suatu perkembangan dan pendekatan ‘uni-dimensional’ ke pendekatan ‘multi-dimensional’.

1.       Definisi U.S. Office of Education (USOE) tentang keterbakatan
Dalam seminar nasional mengenai Alternatif Program Pendidikan bagi Anak Berbakat, disepakati bahwa (adopsi dari definisi USOE. Maryland, 1972):

Anak berbakat adalah mereka yang oleh orang-orang profesional diidentifikasi sebagai anak yang mampu mencapai prestasi yang tinggi karena mempunyai kemampuan-kemampuan yang unggul. Anak-anak tersebut memerlukan program pendidikan yang berdiferensiasi dan/atau pelayanan di luar jangkauan program sekolahbiasa agar dapat merealisasikan sumbangan mereka terhadap masyarakat maupun pengembangan diri sendiri.

Kemampuan-kemampuan tersebut, baik secara potensial maupun yang telah nyat, meliputi:

  • Kemampuan intelektual umum
  • Kemampuan akademik khusus
  • Kemampuan berfikir kreatif-produktif
  • Kemampuan memimpin
  • Kemampuan dalam salah satu bidang seni
  • Kemampuan psikomotor (seperti dalam olahraga)

2.       Konsepsi Renzulli tentang Keterbakatan
Three-Ring Conception” dari Renzulli dan kawan-kawan (1981), menyatakan 3 ciri pokok yang merupakan kriteria (persyaratan) keberbakatan ialah keterkaitan antara:
a.    Kemampuan di atas rata-rata (Intelligensi)
b.    Kreativitas
c.    Pengikatan Diri terhadap Tugas

Renzulli (1981) memberi kritik terhadap definisi USEO, bahwa definisi tersebut mengabaikan motivasi atau task-commotment sebagai ciri afektif yang penting pada orang berbakat.