Pendekatan 4P dan Pengembangan Kreativitas
Minggu lalu adalah minggu pertama
perkuliahan KREATIVITAS dimulai (Masuk kepembahasan). Ketika masuk kami
diberikan tugas oleh dosen pengampu untuk membuat suatu kreativitas dari
bahan-bahan yang sederhana. Bahan-bahan yang sering kita jumpai. Yaitu:
- Sampul Jilid (Kertas jeruk + Plastik lapis atas + lakban hitam)
- Tisu cantik
- Brosur
- Name Tag
Bahan yang sederhana,namun ternyata kita
bisa menyulapnya menjadi suatu yang gak kalah kerennya. Saya sendiri membuat 3
aitem dari ke 4 barang tersebut. Yaitu:
- Bunga dari tisu - Saya membuat bunga mawar dari tisu, kebetulannya beberapa hari yang lalu sebelum perkuliahan ini, saya ada melihat disalah satu web tentang membuat bunga mawar dari tisu. Dan kebetulannya pada perkuliahan kali ini, saya bisa mempraktekkannya.
- Schedule List - Awalnya bukan ini yang ingin saya buat, namun karena keterbatasan alat, membuat pekerjaan sedikit terhambat. Maka saya merubah plan awal, menjadi membuat schedul list ini. Saya membuat schedule list dari sampul jilid. Hal ini terinspirasi dari kerjaan saya sendiri selama liburan untuk memaksimalkan kegiatan-kegiatan saya.
- Membuat kartu ucapan - Dengan bermodalal kertas brosur, name tag dan hekter saya membuat kartu ucapan. Sebenarnya kartu ucapannya saya buat dari name tag, dan saya masukkan dalam kertas brosur yang sudah dibuat seperti bingkai foto.
Schedule List yang di buat di kampus. Berantakan!
v
v
v
Schedule List yang di buat saat liburan. Lebih rapi.. :)
Bunganya dilekatkan dikartu ucapannya. :S
Memang, dari semua yang saya buat, tidak
ada yang menghasilkan hal yang memuaskan. Hal ini mungkin karena keterbatasan
waktu dan alat. Sehingga hasilnya hanya sekedarnya (dan menurut saya juga sih, kalau sesuatu cepat puasnya kan gak seru juga, bisa buat malas berkarya). Dan disinilah dituntut
kreativitasnya. Saat tidak ada gunting, dengan apa kita memotong? Saat tidak
ada lem, alternatif lain apa lagi yang kita gunakan untuk merekatkan? Saat
ketersediaan barang terbatas, benda apa yang dapat kita hasilkan? Pada mata kuliah
ini lah kita di “paksa” untuk berfikir lebih untuk menghasilkan suatu
kreativitas.
Untuk menghasilkan suatu kreativitas, kita
membutuhkan 4P (Person, Press, Process
dan Product). Empat (4) P ini melandasi pengembangan kreativitas individu.
Berikut penjelasannya (diringkas dari Buku Pengmbangan Kreativitas Anak
Berbakat oleh Prof. Dr. Utami Munandar):
1. Pembentukkan
Pribadi (Person) yang Kreatif
Ada banyak teori yang berusaha menjelaskan
pembentukan kepribdian kreatif. Dalam buku ini membahas dari 2 mazhab, yaitu
psikoanalisa dan humanistik.
a.
Teori Psikoanalisa
Teori
Psikoanalisa oleh Sigmund Freud (1856-1939), Ernest Kris (1900-1957), dan Carl
Jung (1875-1961) memandang kreativitas sebagai hasil mengatasi suatu masalah,
yang biasanya dimulai di masa anak. Pribadi kreatif dipandang sebagai individu
yang pernah mengalami traumatis, yang dihadapi dengan memungkinkan
gagasan-gagasan yang disadari dan yang tidak disadari bercampur menjadi
pemecahan inovasidari trauma. Tindakan Kreatif mentransformasikan keadaan
psikis yang tidak sehat menjadi sehat.
b. Teori
Humanistik
Teori
Humanistik oleh Abraham Maslow (1908-1970) dan Carl Rogers (1902-1987) melihat
kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi. Kreativitas
dapat berkembang selama hidup dan tidak terbatas pada limatahun pertama.
c.
Ciri-ciri kepribadian kreatif
Biasanya
anak-anak kreatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
·
Selalu
ingin tahu
·
Minat luas
·
Menyukai
aktivitas kreatif
·
Mandiri
·
Memiliki
rasa percaya diri
·
Terorganisasi
dalam tindakan (menurut Treffinger)
·
Energi,
Spontanitas dan kepetualangan yang luar biasa
·
Memiliki
rasa humor yang tinggi
·
Idealisme
·
Refleksi
·
Tertarik
pada hal yang rumit dan misterius
Berikut pandangan tentang ciri-ciri
pribadi yang kreatif di Indonesia oleh pakar psikologi:
·
Imajinatif
·
Mempunyai
prakarsa
·
Mempunayi
minat luas
·
Mandiri
dalam berfikir
·
Melit
·
Senang
bertualang
·
Penuh energi
·
Percaya
diri
·
Bersedia
mengambil resiko
·
Yakin
2. Teori
–teori tentang “Press”
Kreativitas anak dapat terwujud dengan
adanya dorongan dalam diri individu (motivasi intrinsik) dan dorongan dari
lingkungan (motivasi ekstrinsik)
a.
Motivasi untuk kreativitas
Setiap
orang ada kecenderungan untuk mewujudkan potensinya. Dorongan untuk menjadi
matang, untuk mengungkapkan dang mengaktifkan semua kapasitas seseorang.
Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu
membentuk hubungan-hubungan baru dengan lingkungannya.
b. Kondisi
Eksternal mendorong perilaku kreatif
Kreativitas
memang tidak bisa dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan untuk tumbuh. Bibit
unggul memerlukan kondisi yang memupuk dan memungkinkan bibit itu mengembangkan
sendiri potensinya.
3. Teori
tentang Proses kreatif
a.
Teori Wallas
Menurut
teori Wallas yang dikemukakan pada tahun 1926 dalam bukunya The Art of Thought
(Piirto, 1992) menyatakan bahwa proses kreatif meliputi 4 tahapan, (1)
persiapan; (2) Inkubasi; (3) Iluminasi; (4) Verifikasi.
b. Teori
tentang Belahan Otak Kanan dan Kiri
Hemisper
setiap orang memiliki sisi dominan. Pada umumnya orang lebih biasa menggunakan
tangan kanan, berarti ia didominasi oleh otak kiri. Sedangkan orang yang kidal
(menggunakan tangan kiri) mereka memiliki dominasi otak kanan. Dihipotesiskan,
bahwa otak kanan berkaitan dengan fungsi kreatif, sehingga terjadi “dichotomania”,
membagi-bagi semua fungsi mental menjadi fungsi belahan otak kanan atau kiri.
4. Produk
Bakat dan ciri-ciri pribadi yang kreatif
memiliki kondisi pribadi dan lingkungan yang menunjang (press) atau lingkungna
yang memberikan kesempatan/peluang untuk bersibuk diri secara kreatif maka
diprediksikan bahwa produk kreativitas akan muncul.
No comments:
Post a Comment