BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Thursday, March 31, 2011

Modul Diskusi

MODUL DISKUSI
Lebih lanjut, klik disini.
PENDAHULUAN
a. Tim Penyaji:
b. Topik:
Bercocok Tanam
c. Tema:
”Pemanfaatan waktu dan lahan kosong bagi orang dewasa”
d. Judul:
“Cara Memanfaatkan Waktu Luang Terhadap Orang Dewasa dengan Cara bercocok Tanam Buah Strowberry”.
f. Tempat
Kebun Strawberry Brastagi Sumatera Utara
g. Waktu
23 April 2011
h. Latar Belakang:
Pengetahuan orang dewasa banyak diperoleh melalui partisipasinya dalam diskusi dirumah,dikantor dilaboratorium dan lainnya.Metode diskusi merupakan alat yang sangat efektif  jika yang terlibat hanya sedikit.Penggunaan metode diskusi kelompok yang lebih dari 10 orang ataulebih memerlukan perencanaan cermat dan pimpinan diskusi yang kompeten.
            Metode diskusi yang akan dibahas dalam modul ini adalah diskusi kelompok dengan teknik Nominal.Menurut McAshan,1983,tenik kelompok nominal adalah pertemuan kelompok yang berstruktur dimana individu bekerja sama dengan individu lain,tetapi dalam waktu tertentu satu sama lain tidak mengadakan interaksi verbal.
            Dalam diskusi yang akan dilaksanakan pada tanggal 23 April 2011 kelompok kami akan membahas “Cara Memanfaatkan Waktu Luang Terhadap Orang Dewasa dengan Cara bercocok Tanam BuaH Strowberry”.
            Berkebun atau bercocok tanam telah menjadi pilihan bisnis yang cukup menjanjikan, terutama sejak krisis ekonomi melanda negeri kita. Dan agribisnis ini bisa menjadi mata pencaharian yang hasilnya tentu saja menguntungkan. Pilihan ini cocok bagi anda yang telah menjalani masa pensiun, ibu rumah tangga yang ingin mengisi waktu luang, atau bagi orang dewasa yang memang ingin serius dalam agribisnis. Dengan melihat peluang bisnis strawberry yang lumayan besar orang derwasa bisa mencoba bercocok tanam strawberry.
            Umumnya tanaman strawberry yang dibudidayakan di Indonesia, merupakan berry jenis early bright, blue bright, festival, casmine dan sweet charly. Tanaman ini, cenderung tumbuh di kawasan pegunungan dengan rata-rata ketinggian minimal 1000 meter di atas permukaan laut, dengan suhu rata-rata dibawah 15 derajat celcius. Seperti di daerah Brastagi,Sumatera Utara tanaman ini dapat tumbuh dengan baik.
i. Tujuan diskusi:
Tujuan dari metode diskusi dengan teknik kelompok nominal adalah agar setiap anggota berusaha berpikir sendiri secara maksimal tanpa pengaruh dari anggota lain dalam menuangkan ide-ide dari bercocok tanam buah strowberry di lahan yang seadanya dan waktu luang bagi orang dewasa.
j. Manfaat:
Untuk mengetahui ide-ide yang terbaik dapat dihasilkan dalam sebuah diskusi.
k. Peserta Diskusi:
Mahasiswa Psikologi USU yang mengambil mata kuliah Andragogi T.A. 2011.
l. Jumlah peserta:
10 orang.
m. Alat:
Buku Panduan, Spidol,karton putih, dan Kertas HVS.
n. Bahan:
Materi dan pembahasan mengenai Bercocok Tanam, dan contoh kasus Bercocok Tanam,
o. Hasil yang diharapkan:
Hasil yang diharapkan dari diskusi ini adalah peserta diskusi dapat memahami isi dari diskusi yang sudah dilaksanakan serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari para peserta, sehingga diskusi ini pada akhirnya dapat memberi manfaat bagi yang sudah mengikutinya.

RANCANGAN KEGIATAN:
PEMBUKAAN
a. Perkenalan kelompok:
Pertama sekali, tim penyaji memperkenalkan diri masing-masing, diikuti dengan pemaparan singkat mengenai topik yang akan didiskusikan, yaitu tentang Cara Memanfaatkan Waktu Luang Terhadap Orang Dewasa dengan Cara bercocok Tanam Buah Strowberry”.
b. Tujuan diskusi:
Kelompok menjelaskan pada peserta diskusi perihal tujuan dan latar belakang mengapa Cara Memanfaatkan Waktu Luang Terhadap Orang Dewasa dengan Cara bercocok Tanam Buah Strowberry” dijadikan bahan diskusi.

DISKUSI
c. Teknik Kelompok Nominal:
Tim penyaji mempersilahkan para peserta diskusi untuk memberikan ide-ide dan pendapat mereka  tanpa terpengaruh anggota lain mengenai topik yang dibicarakan dalam waktu tertentu satu sama lain tidak mengadakan interaksi verbal.
d. Menampilkan Lembaran ide dari beberapa anggota  dan pemaparan kasus:
Dengan bantuan kertas karton dan ketas hvs, tim penyaji menyajikan kumpulan lembaran-lembaran ide dari anggota diskusi yang menunjukkan cara-cara memanfaatkan waktu luang terhadap orang dewasa dengan cara bercocok tanam buah Strowberry.
f. Diskusi kelompok:
Setelah melihat lembaran-lembaran beberapa ide dari peserta  diskusi dan kasus  tentang orang dewasa pada masa pensiunannya yang diceritakan oleh tim penyaji, para peserta diskusi diminta untuk mendiskusikan kasus cara-cara memanfaatkan waktu luang terhadap orang dewasa dengan cara bercocok tanam buah Strowberry. Adapun yang dapat didiskusikan antara lain adalah analisa kasus dan pembahasan teori. Mereka dipersilahkan menuangkan buah pikir mereka tentang hal-hal yang berhubungan dengan cara-cara memanfaatkan waktu luang terhadap orang dewasa dengan cara bercocok tanam buah Strowberry, apapun itu. Dan setiap anggota diminta untuk memilih 5 ide yang terbaik menurut rangkinya. Ide yang mendapat suara terbanyak dijadikan keputusan kelompok.
g. Kesimpulan diskusi oleh tim penyaji:
Setelah diskusi kelompok selesai dan mendapatkan suara terbanyak dari beberapa ide yang di jadikan keputusan kelompok dan kesimpulan dari diskusi tersebut, tim penyaji merangkumnya dan menyampaikan kembali pada peserta diskusi.

PENUTUP
  • Evaluasi (Kuesioner):
Setelah kuis, tim penyaji membagikan lembaran kuesioner pada setiap peserta sebagai evaluasi sejauh mana pemahaman peserta diskusi sekaligus memberikan feedback kepada tim penyaji, bisa berupa kritik maupun saran.
  • Pembagian Reward dan Salam Penutup:
Reward akan dibagikan di akhir sesi diskusi, dan diskusi selesai, diakhiri dengan salam penutup.

REFERENSI :
-          Suprijanto,H. (2007). Pendidikan orang dewasa; dari teori hingga aplikasi. Jakarta:
Bumi Aksara.
- http://www.indosiar.com/ragam/39319/strawberry-merah-menawan-hati
- http://umum.kompasiana.com/2010/02/28/menanam-strawberry-itu-mudah/

Thursday, March 17, 2011

Tugas Andragogi 5

Seberapa pentingkah evaluasi pendidikan orang dewasa??

     Evaluasi adalah suatu cara mengukur hasil dari kegiatan pendidikan. Pengevaluasi merupakan bagian integral dari perencanaan pendidikan orang dewasa. Perencanaan, pelaksanaan, dan hasil suatu program harus dievaluasi dengan baik. Maka, pengevaluasi memiliki peran yang cukup penting dalam pendidikan. Menurut Flores, Bueno, dan Lapastora (1983) (dalam Suprijanto) evaluasi memiliki manfaat, sebagai berikut:

1.  1.   Menentukan patokan awal yang dapat dipakai sebagai dasar perbandingan tindakan baru
     2.   Menentukan pengarahan kembali (redirection) atau perbaikan suatu aktivitas
3.  3.   Menumbuhkan rasa aman kepada teknisi
4.  4.   Meningkatkan kepercayaan diri diantara penerima evaluasi

Menurut Frutchey (1973) (dalam Suprijanto), manfaat evaluasi adalah:

1.    1.    Mengetahui secara objektif apakah kegiatan penyuluhan benar-benar membawa hasil atau tidak
2.    2.    Mencek secara periodik efektivitas program penyuluhan untuk menentukan hal mana saja yang perlu  ditindakan
3.    3.    Memberikan rasa aman kepada penyuluh
4.    4.    Memberi bukti konkret yang siap digunakan untuk keperluan pihak terkait
5.    5.    Dapat meningkatkan sikap profesional dari penyuluh

Dari kesimpulan diatas, dapat dikatakan manfaat evaluasi secara umum adalah:

1.  1.      Menentukan patokan awal
2.  2.      Mengetahui keberhasilan suatu kegiatan
3.  3.      Mencek secara periodik efektivitas suatu program
4.  4.      Memberikan rasa aman kepada pelaksana tugas
5.  5.      Memberi bukti konkret pada pihak yang terkait
6.  6.      Meningkatkan sikap profesional kepada penerima evaluasi

Adapun tujuan utama dari evaluasi ini menurut Morgan,et al.,1976 (dalam buku Suprijanto) adalah:

1.  1.      Untuk menentukan seberapa dekat peserta didik secara individual dan keseluruhan kelas telah mencapai    tujuan umum yang telah ditentukan.
2.  2.      Untuk mengukur tingkat perkembangan yang telah dicapai oleh peserta didik dalam waktu tertentu
3.  3.      Untuk menentukan efektivitas bahan, metode, dan kegiatan pengajaran
4.  4.      Untuk memberi informasi yang bermanfaat bagi peserta didik, instruktur, dan masyarakat.


      Daftar Pustaka:
      Suprijanto .(2005).Pendidikan Orang Dewasa. Banjar Baru

Thursday, March 10, 2011

Tugas Andragogi 4

Selain yang tertulis didalam buku Dr. Ir. H Suprijanto, adakan alat komunikasi tertulis lain yang tidak kalah efektifnya? Jelaskan secara singkat!

Komunikasi tertulis adalah bagian dari program komunikasi yang ditujukan kepada mereka yang membaca. Bentuk komunikasi tertulis yang paling umum digunakan adalah:

1.      1. Surat
a.       Laporan berkala
b.      Surat edaran
2.       2. Berita
3.       3. Bulletine
4.       4. Poster
5.       5.  Leafleft
6.       6.   Pamflet

Dalam pembuatan komunikasi ini haruslah (a) menarik, agar para pembaca tertarik untuk membacanya (b) singkat, agar pembaca tidak cepat lelah/bosan membacanya, dan perlunya adanya (c) gurauan segar, agar pembaca semakin berminat. Adapun alat komunikasi tertulis lainnya yang dapat mencakup ketentuan pembuatannya, yakni Internet, seperti:

1.     1.  Blog,
2.     2. Social network,
3.     3.  Google
4.     4.  E- Mail
5.     5.  Dan lain sebagainya

Blog merupakan salah satu alat komunikasi yang semua orang dapat membuatnya jika memiliki account blog. Pada blog, kita dapat menuliskan berbagai macam informasi, dan dapat di search/dilihat oleh banyak orang. Tampilan pada blog pun dapat kita design semenarik mungkin agar banyak pembaca yang minat untuk membaca hasil karya pada blog tersebut. Baik pada remaja maupun orang tua kerap sekali menuliskan pengalaman mereka di blog, sehingga pembaca dapat membaca dan merasakan apa yang dirasakan penulis, meskipun tidak dapat merasakan langsung seperti yang dirasakan oleh penulis.

Social Network/jejaring sosial seperti Facebook, Friendster, Twitter dan lain sebagainya, merupakan salah satu alat komunikasi tertulis juga. Karena dapat menyampaikan pesan secara cepat seperti, jika terjadi suatu kecelakaan disuatu tempat, dan orang yang biasa menggunakan jejaring sosial ini tepat berada tempat kejadian, dan menulis “status” maka teman-teman yang telah bergabung dengannya dapat mengetahui hal tersebut dengan cepat. Dan semua orang (yang berteman dengan penulis) dapat membaca status tersebut.

Google merupakan alat komunikasi yang lebih umum lagi dibandingkan alat komunikasi tertulis lainnya. Karena apa yang pernah kita tulis di blog, social network dapat kita cari dengan cepat melalui google. Akan tetapi, kita juga cukup sulit mencarinya apabila keyword yang kita masukkan kurang jelas. Dan apabila banyak penulis lain yang menuliskan bahan yang sama dan dengan judul yang sama pula, kita pun cukup sulit mencari. Google merupakan sumber informasi yang populer pada saat ini, karena melalui google kita dapat mencari informasi dengan cepat, meskipun tidak semua informasi yang ter-up to date.

E-mail merupakan alat komunikasi personal. Hanya dapat di baca oleh orang yang dikirim pesan oleh penulis. E-mail tidak dapat bebas dibaca oleh orang banyak. Dan kita harus memiliki account e-mail agar orang lain dapat mengirimkan pesan ke kita. E-mail tidak bisa di search melalui google.

Dari alat komunikasi tertulis diatas, memiliki kekurangan dan kelebihan, yakni:

Kekurangan:
1.      1.  Harus adanya alat yang mendukung untuk membuka internet, seperti computer, laptop, PDA, HP.
2.       2. Harus adanya jaringan yang mendukung, seperti Wi-Fi, modem, pulsa
3.      3.  Harga yang cukup mahal

Kelebihan:
1.       1. Siapa saja dapat menggunakannya
2.       2. Dapat digunakan dimana saja (selama ada jaringan)
3.       3. Cepat

Adapun alat komunikasi lain yang tidak kalah populernya, yakni Short Massanger Service (SMS), Multimedia Massanger Service (MMS), dan BlackBerry Mail (BBM). Alat komunikasi ini dapat menyampaikan pesan dengan cepat, dan hemat biaya (jika dibandingkan dengan menelpon). SMS, MMS, dan BBM dapat menerima pesan apabila kita tidak memiliki pulsa. Akan tetapi, kita tidak bisa membalas pesan tersebut apabila tidak adanya pulsa.


 Daftar Pustaka:
             Suprijanto .(2005).Pendidikan Orang Dewasa. Banjar Baru

Thursday, March 3, 2011

Tugas Andragogi 3


Bagaimana proses pendidikan pada peserta didik yang memiliki kekurangan, misalnya tuna netra? Alat bantu audiovisual seperti apa yang dibutuhkan?

Alat bantu audiovisual adalah alat bantu yang digunakan dalam situasi belajar untuk membantu tulisan dan kata yang diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap, dan ide. Alat audiovisual yang sering digunakan adalah film, slide, filmstrip, taperecorder, radio, televisi, video tape, overhead projector, LCD projektor panel, papan tulis, chart, peta, papan planel, pameran, dan benda. Alat bantu ini dapat mendoroong minat, memberikan kesan, meningkatkan pengertian yang lebih baik, menghemat waktu, meningkatkan keingintahuan intelektual, dan lain-lain.
Pada peserta didik yang memiliki kekurangan, seperti tuna netra, menggunakan alat bantu pengajaran seperti:

1.       Tape Recorder
Tape Recorder telah menjadi alat yang efektif dalam pengajaran orang dewasa. Alat tersebut biasanya tidak mahal dan orang biasa adapat menggunakannya secara efektif. Tape Recorder jenis kaset, berkembang penggunaannya. Recorder jenis kaset mudah dibawa, mudah digunakan, dan mudah disimpan. Tape Recorder juga merupakan alat yang efektif untuk mengajar, ceramah, drama, maupun music.
Penggunaan tape memerlukan perencanaan yang cermat dalam produksi dan penggunaannya. Rekaman sebaiknya berhubungan dengan subjek yang sedang dibahas dan terorganisasi dengan baik.

2.       Radio
Radio juga dapat membantu dalam proses belajar mengajar pada peserta didik yang memiiki kekurangan. Radio merupakan salah satu alat komunikasi massa yang andal, memiliki beberapa kelebihan, antara lain memberikan kesegaran, dapat menjangkau orang banyak, efisien, memberikan kehangatan suara manusia. Namun, juga memiliki kelemahan yaitu, pendengar tidak dapat menunjukkan kembali apa yang teah didengar atau ditunjukkan. Oleh karena itu, radio sebagai metode mengajar, jika digunakan tersendiri, kemampuan untuk membawa informasi yang kompleks dan terinci akan terbatas (Behrens & Evans, 1984. Dalam suprijanto).
Ada jenis siaran yang biasa dimanfaatkan untuk pendidikan nonformal, yaitu sebagai berikut:
a.       Siaran terbuka.
b.      Kelompok pendengar siaran terbuka.

3.       Kemampuan pengajar menyampaikan pengajaran
Pada peserta didik yang memiliki kekurangan, penyampaian informasi oleh pengajar sangatlah dibutuhkan. Jika menggunakan alat visual (tanpa suara), peserta didik yang tuna netra, dapat mendengarkan pembelajaran dari apa yang diceritakan atau dijelaskan oleh pengajar. Maka tidak adanya batasan untuk siapa saja yang ingin menuntut ilmu, meskipun memiliki kekurangan.


 Daftar Pustaka:
             Suprijanto .(2005).Pendidikan Orang Dewasa. Banjar Baru