BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Friday, December 21, 2012

Penyempurnaan UAS


“Beda Kuliah Berbeda Pula Tekniknya”


Tugas UAS Psikologi Belajar di semester ini, sesuai voting memposting di blog minimal 1000 kata. Yah, kebetulan suka ngetik, awalnya menganggap tugas ini cukup enak laa. Karena, buat proposal di pendahuluan aja udah bisa lebih dari 1000 kata. Makanya menganggap tugas ini lebih enak. Tapi, ketika mau ngerjain kok rasanya bingung yah? Mau mulai dari mana? Pilih tema apa dari 2 tema yang tersedia (Dinamika Psikologi Belajar dan Penugasan Psikologi Belajar dengan matakuliah yang lainnya dalam semester ini) yah? Setelah menimbang-nimbang, mengingat-ingat semua kejadian yang pernah terjadi selama hampir 1 semester ini, saya memutuskan untuk memilih tema “Penugasan Psikologi Belajar dengan matakuliah yang lainnya dalam semester ini”.
Berdasarkan teori dan proses pembelajaran:
Mengingat adalah pemrosesan Informasi secara kognitif. Dalam pemrosesan informasi terdapat 2 asumsi dasar, yaitu: a. Sistem Memori; b. Pengetahuan sebelumnya berperan penting dalam proses pembelajaran. Mengingat adalah proses mengaktifkan memori. Memori manusia sebagai sistem kompleks yang memproses dan mengorganisasikan semua pengetahuan kita. Memori manusia secara aktif memilih sensori yang akan diproses, untuk mengubah data menjadi informasi yang bermakna, dan menyimpan informasi yang akan digunakan dikemudian hari. Proses mengingat melalui beberapa tahapan:
1.     Persepsi: Proses memilih dan mengenali sinyal-sinyal fisik yang dapat merangsang alat indra. Hal ini di dapat berdasarkan perhatian individu terhadap sesuatu.
2.    Pengkodean: Proses memberikan kode/tanda dalam ingatan individu, sehingga informasi itu dapat dipertahankan dalam waktu panjang dan dapat diambil lagi ketika dibutuhkan.
3.    Pengambilan kembali (Retrieval): Proses mengakses kembali informasi-informasi yang telah disimpan didalam memori jangka panjang.

Ketika disuruh membandingkan penugasan dalam semester ini, cukup sulit menurut saya. Karena masing-masing mata-kuliah memiliki penugasan yang berbeda-beda. Yaah, bisa dibilang tugas Psikologi Belajar salah satu yang tugasnya cukup santai. Tugas dikerjakan dalam waktu seminggu dan dipostingkan di blog masing-masing peserta kuliah. Sedangkan mata kuliah lain, seperti kualitatif, penugasan dilakukan dalam waktu 1 semester (membuat proposal). Memang jangka waktu yang diberikan cukup panjang. Namun, penugasannya cukuplah sulit. Sehingga tetap harus dicicil dalam pengerjaannya. Agar ketika pengumpulan tugas (Proposal) tidak keteteran.
Mata kuliah Inventory Kepribadian-pun juga demikian. Tugas membuat blueprint untuk membuat alat tes. Berdasarkan pengalaman, melihat teman-teman yang pernah mengambil matakuliah ini, mengatakan tugas ini cukup sulit. Karena membuat Item haruslah mempertimbangkan berbagai situasi, situasi seperti apa yang hendak diukur. Ditambah, tugas ini dilakukan secara individu (tahun lalu dilakukan secara berkelompok). Dan dengan digabungnya matakuliah Inventory Kepribadian dengan Konstruksi alat ukur, seharusnya mempersingkat pengerjaan. Karena 1 tugas dalam 2 matakuliah. Tetapi, berdasarkan observasi tahun lalu dengan teman-teman yang mengambil matakuliah Konstruksi alat ukur, mereka melakukan tryout untuk mengetes, apakan alat ukur tersebut dapat digunakan dengan baik. Katanya, saat penyebaran skala tidaklah susah, namun yang susah saat memasukkan hasil skor aitem-aitem dalam SPSS. Karena memerlukan ketelitian. Untuk mengatasi hal ini, saya mencicil juga tugas-tugas itu (seperti membuat aitem-aitem dan diskusi dengan dosen pengampunya).
Psikologi Sosial Menyimpang, tidak memiliki tugas yang harus dikumpul tiap minggunya. Sisitem pembelajaran menggunakan tekhnik diskusi kelompok. Tugas diberikan dalam tiap kelompok, kelompok membahasnya dan tugas dituangkan dalam bentuk tulisan dan kemudian didiskusikan kembali didalam kelas. Sedangkan tugas UAS yang diberikan dalam matakuliah ini, lebih ke menjawab pertanyaan (Pilihan Berganda ataupun Essay).
Matakuliah Tes Intelligensi Minat dan Bakat, tidak ada tugas yang harus diselesaikan di setiap minggunya. Sistem perkuliahannya menggunakan metode biasa, yaitu presentasi dan praktek (administrasi, tes, dan skoring). Kalau membicarakan denagan penugasan dan dibandingkan dengan matakuliah Psikologi Belajar, ini juga merupakan matakuliah yang cukup santai (makalah diselesaikan saat sebelum Ujian Tengah Semester). Setelah MID kami melakukan prakterk di dalam kelas.
Untuk matakuliah Psikologi Kesehatan, sama seperti matakuliah umumnya, presentasi. Tapi tiap kelompok diwajibkan melakukan mini project mengenai kesehatan yang dikumpul saat ujian akhir semester. Bebas untuk melakukan apapun dalam proyek yang bersangkutan dengan kesehatan individu. Sistem Ujian Tengah Semester, seperti kebanyakan matakuliah ujiannya, yaitu pilihan berganda dan Essay.
Matakuliah yang menurut saya menguras banyak tenaga di matakuliah Intervensi Sosial, karena perkuliahan di dalam kelas hanya berlangsung selama 6 kali. Sampai akhir semester kami melakukan kerja lapangan. Melakukan intervensi sosial pada anggota yang sudah ditetapkan lokasi penelitiannya. Matakuliah ini 3 SKS, tapi penugasannya bisa melebihi 3 SKS. Tapi matakuliah ini salah satu matakuliah yang seru, karena kita terjun langsung ke lapangan. Kami tidak ada tugas untuk UTS, tapi kami UAS sistem sidang/presentasi (menurut senior yang pernah mengambil matakuliah ini.
Memang, jika dibandingkan dengan matakuliah-matakuliah di atas matakuliah ini termasuk yang enak. Tugas tiap minggu, tapi dilakukan dengan cara memposting tugas. Tidak perlu mengeluarkan biaya untuk ngeprint (GO GREEN YEE !!!). Namun, tugas UTS yang sedikit membingungkan memikirkan ide-ide yang sesuai dengan tema. Tapi alhamdulillah, kelompok kami dapat memilih tema yang lumayan bisa mempelajari tema kami yaitu ‘Bandura’. Setelah UTS, kami diberi tugas observasi lapangan ke salah satu sekolah berbasis elektronik. Seru, tapi kurang maksimal. Sedangkan, ditugas UAS, kami disuruh memposting juga. Tapi dengan tema-tema yang berbeda.
Berdasarkan teori dan proses pembelajaran:
Proses pembelajaran pada beberapa matakuliah dalam penyelesaian tugas menggunakan tekhnik Metakognisi, yaitu strategi pemahaman dalam pelajaran, dianggap sebagai pergeseran kearah kemampuan spontan untuk menghasilkan strategi yang efektif (Harnishfeger & Bjorklund, 1990). Teoritisi dan periset menghubungkan kemampuan menghasilkan strategi spontan dengan peningkatan kapabilitas siswa dalam memecahkan dan memperoleh keterampilan komponen dalam strategi tertentu.
Dalam penugasan matakuliah Psikologi Sosial Menyimpang, menggunakan tekhnik di atas. Tugas diberikan dihari H, untuk menimbulkan kreatifitas dalam membuat jawaban. Karena kemampuan spontan itu menghasilkan strategi yang efektif, dalam memecahkan dan memperoleh keterampilan dalam memberi jawaban. Dalam diskusi, beberapa orang dalam kelompok memberikan pendapat mereka tentang kasus yang diberikan oleh dosen pengampu. Sehingga, ketika seorang individu jawaban singkat sudah memenuhi, setelah diskusi ternyata banyak jawaban yang bisa dituangkan untuk menjawab soal/kasus yang diberikan oleh dosen pengampu.
Dalam bebrapa matakuliah, menggunakan pemahaman terhadap pengetahuan konseptual, yaitu isi atau konten pengetahuan didapat saat pemelajaran yang diterapkan dalam situasi tertentu. Setelah seseorang memiliki pengetahuan koneptual, individu membuat skema, yakni organisasi aktif atas reaksi di masa lalu yang diasumsikan selalu beroprasi didalam respon individu. Skema seseorang akan terus berkembang seiring berjalannya waktu (Brewer, 2000)
Menurut Bandura, seseorang akan cenderung meniru rang lain dalam proses pembelajaran. Karena menurutnya, seseorang yang belajar dari observasi jauh lebih pandai daripada cara lainnya. Saya melakukan hal itu, saya bertanya, melihat aktivitas senior-senior dan teman-teman yang pernah mengambil matakuliah-matakuliah yang saya ambil untuk dijadikan referensi saya dalam proses belajar. Terutama mengatur waktu.
Karena, dengar-dengar cerita dari senior, kalau salah satu matakuliah sangat menguras waktu. Bisa dilakukan dari pagi sampai malam. Maka dari itu mengatur jadwal sebaik-baiknya agar matakuliah lain tidak terbengkalai.

Kesimpulan:
Semua matakuliah pada dasarnya sama. Memiliki tujuan memberikan pengetahuan kepada mahasiswanya. Tugas-tugas yang diberikan dan tekhnik pembelajaran yang digunakan, pasti sudah dipikirkan dosen pengampu dengan baik agar mahasiswanya dapat menerima dan dapat memahami maksud dan tujuan dari tugas itu.Yang penting, bagaimana mahasiswa bisa memanfaatkan kesempatan-kesempatan itu dan belajar dari pengalaman untuk menjadi sosok yang lebih baik.

Wednesday, December 19, 2012

Ujian Akhir Semester


Tugas UAS Psikologi Belajar di semester ini, sesuai voting memposting di blog minimal 1000 kata. Yah, kebetulan suka ngetik, awalnya menganggap tugas ini cukup enak laa. Karena, buat proposal di pendahuluan aja udah bisa lebih dari 1000 kata. Makanya menganggap tugas ini lebih enak. Tapi, ketika mau ngerjain kok rasanya bingung yah? Mau mulai dari mana? Pilih tema apa dari 2 tema yang tersedia (Dinamika Psikologi Belajar dan Penugasan Psikologi Belajar dengan matakuliah yang lainnya dalam semester ini) yah? Setelah menimbang-nimbang, mengingat-ingat semua kejadian yang pernah terjadi selama hampir 1 semester ini, saya memutuskan untuk memilih tema “Penugasan Psikologi Belajar dengan matakuliah yang lainnya dalam semester ini”.

Berdasarkan teori dan proses pembelajaran:
Mengingat adalah pemrosesan Informasi secara kognitif. Dalam pemrosesan informasi terdapat 2 asumsi dasar, yaitu: a. Sistem Memori; b. Pengetahuan sebelumnya berperan penting dalam proses pembelajaran. Mengingat adalah proses mengaktifkan memori. Memori manusia sebagai sistem kompleks yang memproses dan mengorganisasikan semua pengetahuan kita. Memori manusia secara aktif memilih sensori yang akan diproses, untuk mengubah data menjadi informasi yang bermakna, dan menyimpan informasi yang akan digunakan dikemudian hari. Proses mengingat melalui beberapa tahapan:
   1.     Persepsi: Proses memilih dan mengenali sinyal-sinyal fisik yang dapat merangsang   alat indra. Hal ini di dapat berdasarkan perhatian individu terhadap sesuatu.
  2.    Pengkodean: Proses memberikan kode/tanda dalam ingatan individu, sehingga informasi itu dapat dipertahankan dalam waktu panjang dan dapat diambil lagi ketika dibutuhkan.
   3.    Pengambilan kembali (Retrieval): Proses mengakses kembali informasi-informasi yang telah disimpan didalam memori jangka panjang.

Ketika disuruh membandingkan penugasan dalam semester ini, cukup sulit menurut saya. Karena masing-masing mata-kuliah memiliki penugasan yang berbeda-beda. Yaah, bisa dibilang tugas Psikologi Belajar salah satu yang tugasnya cukup santai. Tugas dikerjakan dalam waktu seminggu dan dipostingkan di blog masing-masing peserta kuliah. Sedangkan mata kuliah lain, seperti kualitatif, penugasan dilakukan dalam waktu 1 semester (membuat proposal). Memang jangka waktu yang diberikan cukup panjang. Namun, penugasannya cukuplah sulit. Sehingga tetap harus dicicil dalam pengerjaannya. Agar ketika pengumpulan tugas (Proposal) tidak keteteran.
Mata kuliah Inventory Kepribadian-pun juga demikian. Tugas membuat blueprint untuk membuat alat tes. Berdasarkan pengalaman, melihat teman-teman yang pernah mengambil matakuliah ini, mengatakan tugas ini cukup sulit. Karena membuat Item haruslah mempertimbangkan berbagai situasi, situasi seperti apa yang hendak diukur. Ditambah, tugas ini dilakukan secara individu (tahun lalu dilakukan secara berkelompok). Dan dengan digabungnya matakuliah Inventory Kepribadian dengan Konstruksi alat ukur, seharusnya mempersingkat pengerjaan. Karena 1 tugas dalam 2 matakuliah. Tetapi, berdasarkan observasi tahun lalu dengan teman-teman yang mengambil matakuliah Konstruksi alat ukur, mereka melakukan tryout untuk mengetes, apakan alat ukur tersebut dapat digunakan dengan baik. Katanya, saat penyebaran skala tidaklah susah, namun yang susah saat memasukkan hasil skor aitem-aitem dalam SPSS. Karena memerlukan ketelitian. Untuk mengatasi hal ini, saya mencicil juga tugas-tugas itu (seperti membuat aitem-aitem dan diskusi dengan dosen pengampunya).
Psikologi Sosial Menyimpang, tidak memiliki tugas yang harus dikumpul tiap minggunya. Sisitem pembelajaran menggunakan tekhnik diskusi kelompok. Tugas diberikan dalam tiap kelompok, kelompok membahasnya dan tugas dituangkan dalam bentuk tulisan dan kemudian didiskusikan kembali didalam kelas. Sedangkan tugas UAS yang diberikan dalam matakuliah ini, lebih ke menjawab pertanyaan (Pilihan Berganda ataupun Essay).
Matakuliah Tes Intelligensi Minat dan Bakat, tidak ada tugas yang harus diselesaikan di setiap minggunya. Sistem perkuliahannya menggunakan metode biasa, yaitu presentasi dan praktek (administrasi, tes, dan skoring). Kalau membicarakan denagan penugasan dan dibandingkan dengan matakuliah Psikologi Belajar, ini juga merupakan matakuliah yang cukup santai (makalah diselesaikan saat sebelum Ujian Tengah Semester). Setelah MID kami melakukan prakterk di dalam kelas.
Untuk matakuliah Psikologi Kesehatan, sama seperti matakuliah umumnya, presentasi. Tapi tiap kelompok diwajibkan melakukan mini project mengenai kesehatan yang dikumpul saat ujian akhir semester. Bebas untuk melakukan apapun dalam proyek yang bersangkutan dengan kesehatan individu. Sistem Ujian Tengah Semester, seperti kebanyakan matakuliah ujiannya, yaitu pilihan berganda dan Essay.
Matakuliah yang menurut saya menguras banyak tenaga di matakuliah Intervensi Sosial, karena perkuliahan di dalam kelas hanya berlangsung selama 6 kali. Sampai akhir semester kami melakukan kerja lapangan. Melakukan intervensi sosial pada anggota yang sudah ditetapkan lokasi penelitiannya. Matakuliah ini 3 SKS, tapi penugasannya bisa melebihi 3 SKS. Tapi matakuliah ini salah satu matakuliah yang seru, karena kita terjun langsung ke lapangan. Kami tidak ada tugas untuk UTS, tapi kami UAS sistem sidang/presentasi (menurut senior yang pernah mengambil matakuliah ini.
Memang, jika dibandingkan dengan matakuliah-matakuliah di atas matakuliah ini termasuk yang enak. Tugas tiap minggu, tapi dilakukan dengan cara memposting tugas. Tidak perlu mengeluarkan biaya untuk ngeprint (GO GREEN YEE !!!). Namun, tugas UTS yang sedikit membingungkan memikirkan ide-ide yang sesuai dengan tema. Tapi alhamdulillah, kelompok kami dapat memilih tema yang lumayan bisa mempelajari tema kami yaitu ‘Bandura’. Setelah UTS, kami diberi tugas observasi lapangan ke salah satu sekolah berbasis elektronik. Seru, tapi kurang maksimal. Sedangkan, ditugas UAS, kami disuruh memposting juga. Tapi dengan tema-tema yang berbeda.

Berdasarkan teori dan proses pembelajaran:
Proses pembelajaran pada beberapa matakuliah dalam penyelesaian tugas menggunakan tekhnik Metakognisi, yaitu strategi pemahaman dalam pelajaran, dianggap sebagai pergeseran kearah kemampuan spontan untuk menghasilkan strategi yang efektif (Harnishfeger & Bjorklund, 1990). Teoritisi dan periset menghubungkan kemampuan menghasilkan strategi spontan dengan peningkatan kapabilitas siswa dalam memecahkan dan memperoleh keterampilan komponen dalam strategi tertentu.
Dalam penugasan matakuliah Psikologi Sosial Menyimpang, menggunakan tekhnik di atas. Tugas diberikan dihari H, untuk menimbulkan kreatifitas dalam membuat jawaban. Karena kemampuan spontan itu menghasilkan strategi yang efektif, dalam memecahkan dan memperoleh keterampilan dalam memberi jawaban. Dalam diskusi, beberapa orang dalam kelompok memberikan pendapat mereka tentang kasus yang diberikan oleh dosen pengampu. Sehingga, ketika seorang individu jawaban singkat sudah memenuhi, setelah diskusi ternyata banyak jawaban yang bisa dituangkan untuk menjawab soal/kasus yang diberikan oleh dosen pengampu.
Dalam bebrapa matakuliah, menggunakan pemahaman terhadap pengetahuan konseptual, yaitu isi atau konten pengetahuan didapat saat pemelajaran yang diterapkan dalam situasi tertentu. Setelah seseorang memiliki pengetahuan koneptual, individu membuat skema, yakni organisasi aktif atas reaksi di masa lalu yang diasumsikan selalu beroprasi didalam respon individu. Skema seseorang akan terus berkembang seiring berjalannya waktu (Brewer, 2000)
Menurut Bandura, seseorang akan cenderung meniru rang lain dalam proses pembelajaran. Karena menurutnya, seseorang yang belajar dari observasi jauh lebih pandai daripada cara lainnya. Saya melakukan hal itu, saya bertanya, melihat aktivitas senior-senior dan teman-teman yang pernah mengambil matakuliah-matakuliah yang saya ambil untuk dijadikan referensi saya dalam proses belajar. Terutama mengatur waktu.
Karena, dengar-dengar cerita dari senior, kalau salah satu matakuliah sangat menguras waktu. Bisa dilakukan dari pagi sampai malam. Maka dari itu mengatur jadwal sebaik-baiknya agar matakuliah lain tidak terbengkalai.

Kesimpulan:
Semua matakuliah pada dasarnya sama. Memiliki tujuan memberikan pengetahuan kepada mahasiswanya. Tugas-tugas yang diberikan dan tekhnik pembelajaran yang digunakan, pasti sudah dipikirkan dosen pengampu dengan baik agar mahasiswanya dapat menerima dan dapat memahami maksud dan tujuan dari tugas itu.Yang penting, bagaimana mahasiswa bisa memanfaatkan kesempatan-kesempatan itu dan belajar dari pengalaman untuk menjadi sosok yang lebih baik.

Sunday, December 9, 2012

Tugas Individu


HASIL OBSERVASI SMK TRITECH INFORMATIKA
·         Nama Observer                      : Chairuna Syahputri Nasution
NIM Observer                         : 09.1301.029
·         Kelas                                       : X-TKJ-3 Excutive
·         Mata Pelajaran                       : Pendidikan Agama Islam
Nama Guru                              : Pak Musouri
·         Waktu Observasi                    : 11:48 – 12:05
Durasi Observasi                     : 17 Menit
·         Jumlah Siswa                         : 22 orang
·         Media Pembelajaran             
Guru                                        : Quis (Membacakan soal secara manual)
Siswa                                      : Menjawab pertanyaan (Menggunakan media buku dan alat tulis)
·         Situasi Fisik Kelas                     :o   Ukuran runangan : ± 9m X 6,5m
                                                        o   Kipas angin 2, AC 1
                                                        o   TV LCD
                                                        o   Papan tulis putih (dibawah LCD)
                                                        o   Jam dinding
                                                        o   Meja guru terletak di sudut kanan depan (pandangan observer)
                                                        o   12 Meja siswa (3 kesamping, 4 kebelajang)
                                                        o   Jalan keluar masuk ruangan (tanpa papan pintu)
·         Alat Observasi                       :  o   Kertas tulis
                                                        o   Alat tulis
                                                        o   Handphone (untuk mengambil gambar)



proses belajar mengajar X-TKJ 3 Excutive

        
        A.       Alat Panduan Observasi
Tabel 5.7 (Kaitan antara Tahapan Belajar dengan Peristiwa Pembelajaran)
Deskripsi
Tahapan Belajar
Kegiatan Pembelajaran
Hasil Pengamatan
Keterangan
Persiapan Belajar
1.   Mengarahkan Perhatian
Menarik perhatian siswa dengan menggunakan kejadian tidak seperti biasa
Guru mengarahkan perhatian siswa kepadanya dengan menggunakan bahasa non formal, sehingga siswa merasa akrab dengan sang guru
“Kau, kerjakan itu dengan benar” , “kalau nyontek lagi kau, ku kasi nilai 4”
2.       Ekspektasi

Memberitahukan tujuan pembelajaran

Tidak adanya terjadi proses ini
3. Retrieval untuk dimasukkan keingatan kerja
Merangsang ingatan atas belajar yang telah dipelajari
Memberikan kuis pada akhir pertemuan untuk mengingatkan kembali tentang pelajaran-pelajaran yang sudah dibahas sebelumnya.

Akuisisi dan Kinerja
4.     Persepsi selektif atas ciri stimulus
Menyajikan stimulus dengan ciri yang berbeda
Memberikan soal-soal kuis

5.     Penyandian Semantik
Memberikan bimbingan belajar
Memberikan ingatan kembali dengan cara memberi petunjuk jawaban
“yang kemarin kita pelajarin, pas ....”
6.      Retrieval dan Respon
Memunculkan kinerja
Memunculkan kinerja siswa dengan cara siswa menjawab pertanyaan kuis yang diberikan oleh guru.

7.        Penguatan
Memberikan inofatif


Transfer Belajar
8.       Pemberian Petunjuk retrieval
Menilai perbuatan/kinerja
Menjawab pertanyaan kuis secara bersama-sama, sehingga siswa dapat mengingat kembali jawaban tersebut.

9.       Generalisasi
Memunculkan kinerja dengan contoh baru



                Berdasarkan hasil observasi dengan panduang tabel 5.7 (halaman 199), metode yang diberikan guru sudah hampir memenuhi panduan pada tabel ini. Hanya beberapa yang tidak terpenuhi, karena proses yang terjadi saat di observasi merupakan akhir dari proses belajar yaitu kuis untuk memberikan ingatan kembali kepada siswa, sehingga mereka mudah untuk mengikuti ujian semester.

         B.       Langkah-Langkah Awal dalam Observasi
Tabel 5.6 (Saran Kata Kerja untuk Jenis Belajar)
Kapabilitas
Deskripsi
Informasi
Observer mencari informasi yang akan digunakan dalam proses observasi, yaitu dengan cara membaca buku “Psikologi Belajar, bab 5”, bertanya dengan calon-calon observer yang lain agar mendapatkan informasi yang lebih akurat.
Keterampilan Motorik
·         Sebelum melakukan observasi, observer mencatat panduan yang akan dilakukan agar mempermudah proses observasi
·         Saat Melakukan observasi, Observer memperhatikan sekeliling dengan cepat untuk mendapatkan data awal, karena ketika proses dilakukan dengan tidak cepat, akan kehilangan banyak informasi. Mencatat aktivitas yang dilakukan oleh Guru dan siswa
·         Akhir Observasi, mengambil gambar sebagai bukti observasi. Meninjau ulang data, apakah ada yang tertinggal.
Sikap
Sikap yang diberikan saat observasi, bersikap cuek ketika beberapa siswa memperhatikan adanya “orang asing” yang memperhatikan kegiatan pembelajaran mereka (mungkin sekalian mereka mencontek jawaban kuis).
Siasat Kognitif
Mempersiapkan segalanya untuk proses observasi.
Keterampilan Intelektual
·  Membedakan
·  Konsep
·  Aturan
·  Kaidah Tingkat Tinggi


Testimonial:
                Mengamati proses belajar mengajar yang cukup berbeda dari proses pembelajaran yang diberikan saat saya SMA, membuat wawasan saya berkembang. Ternyata di Medan sudah ada proses pembelajaran yang menggunakan metode E-Learning pada hampir seluruh mata pelajarannya. Namun, karena waktu yang cukup terbatas, sehingga proses observsi tidak dapat berjalan maksimal. Karena untuk menentukan dan mencari kelas yang akan digunakan observasi oleh observer sulit ditentukan, karena untuk kelas 1 saja, mereka memiliki kelas reguler dan eksekutif menghabiskan cukup banyak waktu.
                Dalam proses observasi, kelas sedang menjalankan proses kuis pada akhir mata pelajaran. Setelah proses penilaian kuis, guru meninggalkan kelas. Siswa memanfaatkan waktu tersebut untuk tidur, bermain dengan laptop mereka, bahkan ada yang membuka facebook ataupun twitter. Hampir 15 menit guru keluar, masuk guru berikutnya, dan waktu yang disepakati untuk berkumpul setelah observasi sudah habis.