KONSEP KEBERBAKATAN DAN
KREATIVITAS
Kreativitas sangat dibutuhkan dari
aspek kehidupan manapun. Namun, kebutuhan akan kreativitas ini jarang dilatih. Guilford
(1950) menyatakan betapa penelitian
dalam bidang kreativitas sangat kurang, sebagaimana yang dinyatakannya dalam
pidato pelantikannya sebagai Presiden APA, bahwa:
“Keluhan
yang paling banyak saya dengar mengenai lulusan PT kita ialah bahwa mereka
cukup mampu melakukan tugas-tugas yang diberikan dengan menguasai
tekhnik-tekhnik yang diajarkan, namun mereka tidak berdaya jika dituntut
memecahkan masalah yang memerlukan cara-cara baru.”
I.
KONSEP KREATIVITAS
1. Kreativitas
dan Aktualisasi Diri
Menurut Psikolog Humanistik (seperti:
Abraham Maslow dan Carl Rogers) mengatakan bahwa Aktualisasi diri ialah apabila
seseorang menggunakan semua bakat dan talentanya untuk menjadi apa yang ia
mampu – mengaktualisasikan atau mewujudkan potensinya. Menurut Maslow (1968)
aktualisasi merupakan karakteristik fundamental, suatu potensialitas yang ada
pada semua manusia saat dilahirkan, akan tetapi yang sering hilang, terhambat
atau terpendam dalam proses pembudayaan. Rogers (1962) menekankan bahwa sumber
dari kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasi diri, mewujudkan
potensi, dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, kecenderungan untuk
mengekspresikan dan mengaktifkan semua kemampuan organisme.
Yonge (1975) menemukan korelasi positif
antara skor pada ukuran aktualisasi diri (Personal
Orientation Inventory, Shostrum, 1963) dan beberapa ukuran kreativitas,
seperti skala kreativitas “Adjective
Checklist”. Maslow membedakan antara:
a. Kreativitas
talenta khusus:
Orang-orang yang memiliki bakat yang luar biasa. Misalnya: seni, musik, sastra,
teater, sains, bisnis, dll
b. Kreativitas
aktualisasi diri:
orang-orang yang memiliki keshatan mental, hidup sepenuhnya dan produktif, dan
cenderung menghadapi semua aspek kehidupannya secara fleksibel dan kreatif.
Kreativitas aktualisasi diri
adalah kekreatifan yang umum dan “content free”. Program kreativitas bertujuan:
a. Meningkatkan kesadaran kreativitas
b. Memperkokoh sikap kreatif
c. Mengajarkan teknik menemukan gagasan dan
memecahkan masalah secara kreatif
d. Melatih kemampuan kreatif secara umum
2. Konsep Kreativitas dengan Pendekatan 4P
Beberapa definisi tentang kreativitas
berdasarkan 4P (Person, Process, Press,
Product) :
a. Definisi Pribadi (Person)
Menurut
Hulbeck (1945) “creative action ia an
imposing of one’s own whole personality on the environment in an unique and
characteristic way”.
b. Definisi Proses (Process)
Definisi
proses yang terkenal adalah dari Torrance (1988) tentang kreativitas yang
menyerupai langkah-langkah metode ilmiah. Mulai dari menemukan masalah sampai
menyampaikan hasil.
“the process of 1) sensing difficulties, problems, gaps in information, missing
elements, something asked; 2) making
guesses and formulating hypotheses about these deficiencies; 3) evaluating and testing these guesses
and hypotheses; 4) possibly revising
and retesting them; and 5)
communicating the result (1988: 47).”
c. Definisi Produk (Product)
Definisi
yang berfokus pada produk kreatif menekankan orsinalitas, dalam definisi yang
dikemukakan oleh Baron (1969) yang menyatakan bahwa ‘kreativitas adalah
kemampuan untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru’. Rogers (dalam
Vernon, 1982) mengemukakan kriteria untuk produk kreatif adalah:
1) Produk harus nyata (observable)
2) Produk harus baru
3) Produk itu adalah hasil dari kualitas unik
individu dalam interaksi dengan lingkungannya
d. Definisi “Press” (dorongan)
Definisi
kreativitas yang mengarah pada “press” atau dorongan, baik dorongan internal
(dari diri sendiri berupa keinginan dan hasrat untuk menciptakan atau bersibuk
diri secara kreatif) maupun dorongan eksternal (lingkungan sosial dan
psikologis). Kreativitas tidak akan berkembang dalam kebudayaan yang terlalu
menekankan konformitas dan tradisi, dan kurang terbuka terhadap perubahan dan
perkembangan baru.
II.
KONSEP
ANAK BERBAKAT DAN KEBERBAKATAN (GIFTEDNESS)
Apa yang
dimaksud dengan ‘keberbakatan’ dan ‘anak berbakat’? Istilah ini menunjukkan
suatu perkembangan dan pendekatan ‘uni-dimensional’ ke pendekatan ‘multi-dimensional’.
1.
Definisi U.S. Office of Education (USOE)
tentang keterbakatan
Dalam seminar nasional mengenai Alternatif
Program Pendidikan bagi Anak Berbakat, disepakati bahwa (adopsi dari definisi
USOE. Maryland, 1972):
Anak berbakat adalah mereka yang oleh
orang-orang profesional diidentifikasi sebagai anak yang mampu mencapai
prestasi yang tinggi karena mempunyai kemampuan-kemampuan yang unggul.
Anak-anak tersebut memerlukan program pendidikan yang berdiferensiasi dan/atau
pelayanan di luar jangkauan program sekolahbiasa agar dapat merealisasikan
sumbangan mereka terhadap masyarakat maupun pengembangan diri sendiri.
Kemampuan-kemampuan
tersebut, baik secara potensial maupun yang telah nyat, meliputi:
- Kemampuan intelektual umum
- Kemampuan akademik khusus
- Kemampuan berfikir kreatif-produktif
- Kemampuan memimpin
- Kemampuan dalam salah satu bidang seni
- Kemampuan psikomotor (seperti dalam olahraga)
2.
Konsepsi Renzulli tentang Keterbakatan
“Three-Ring
Conception” dari Renzulli dan kawan-kawan (1981), menyatakan 3 ciri pokok
yang merupakan kriteria (persyaratan) keberbakatan ialah keterkaitan antara:
a. Kemampuan di atas rata-rata (Intelligensi)
b. Kreativitas
c. Pengikatan Diri terhadap Tugas
Renzulli
(1981) memberi kritik terhadap definisi USEO, bahwa definisi tersebut
mengabaikan motivasi atau task-commotment
sebagai ciri afektif yang penting pada orang berbakat.
No comments:
Post a Comment