Bagaimana jika model kurikulum dan penerapan teori belajar menggunakan kurikulum KTSP, seperti sekolah formal??
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Adapun prinsip-prinsipnya:
- Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya
- Beragam dan terpadu
- Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
- Relevan dengan kebutuhan kehidupan
- Menyeluruh dan berkesinambungan
- Belajar sepanjang hayat
- Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah
Pada Model Kurikulum dan Penerapan Teori Belajar POD ada 4 model kurikulum, yaitu:
a. Model Informasi
· Pembelajar memberikan informasi dan keterampilan dan biasanya dengan kuliah dan penggunaan latihan.
· Rangsangan bahan mengandung informasi selengkap mungkin, sehingga pembelajar tidak mempunyai kesempatan atau hanya mempunyai kesempatan yang sangat terbatas untuk mengembangkan sesuatu.
· Pebelajar menyerap informasi karet busa dari pemikiran pembelajar dan dari bahan bacaan.
· Penekanan adalah penguasaan bahan pelajaran dan menghafalannya.
b. Model Pemecahan Masalah
· Pembelajar memberikan rangsangan berbentuk gambar dan menghidupkan diskusi mengenai suatu gagasan, pokok masalah atau persoalan tertentu.
· Rangsangan bahan tidak mengandungsebagai informasi, pebelajar menyumbangkan pengalaman hidupnya serta mengumpulkan keterangan tambahan untuk dapat memahami pokok masalah atau pokok persoalan dengan lebih baik.
· Pebelajar menganalisis gagasan atau masalahnya, menilai kepentingannya, mempertimbangkan sebab akibat, mempertimbangkan pemecaahan yang mungkin. Kemudian memutuskan arah tindakan, selanjutnya menemukan keterampilan yang dapat membantu dalam pemecahan masalahnya.
· Penekanan adalah pada penggunaan pikiran pebelajar untuk menelaah dan memecahkan masalah.
c. Model Proyektif
· Pembelajar memberikan suatu cerita terbuka atau cerita bergambar mengenai kejadian-kejadian yang terjadi dalam cerita berasal dari penulis kurikulum.
· Rangsangan bahan mengandung berbagai informasi baik tentang masalah tekhniknya, maupun mengenai pengaruh-pengaruh yang bersifat nasional atau ekonomis.
· Akhir cerita dijelaskan oleh pebelajar. Mereka mendiskusikan perilaku dan motivasi tokoh-tokoh dalam cerita. Maka dengan mendiskusikan ini pebelajaran dapat mengungkapkan perasaan-perasaannya, tata nilai, dan sebagainya.
· Penekanan pada pemahaman masalah secara terpadu, dengan perhatian khusus pada pengaruh-pengaruh tersembunyi pada masalahnya (pengaruh sosio-kultural dan psikologis)
d. Model ekspresi/perwujudan diri
· Pembelajar memberikan bahan-bahan mentah yang dapat dipergunakan oleh pebelajar untuk menciptakan cerita, kejadian atau keadaan yang mengandung masalah.
· Rangsangan bahan tidak mengandung informasi tertentu, kecuali rangsangan yang ada sangkutpautnya dengan manusia.
· Pebelajaran mempergunakan bahan mentah pengalaman hidupnya sendiri untuk menciptakan suatu cerita baru yang dapat didiskusikan oleh pebelajar lainnya.
· Penekanan terhadap diri sendiri.
Penerapan teori belajar pada situasi belajar
a. Pendekatan yang terpusat pada masalah. Strategi dasar kurikulum diutamakan pada proses pengetahuan(kognitif) yang rasional dan intelektual.
b. Pendekatan perwujudan diri. Merancang situasi belajar dengan melibatkan pebelajaran baik secara emosional maupun secara intelektual untuk menyentuh tata nilai dan pandangan diri pebelajar yang paling dalam
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa apabila KTSP yang digunakan, maka tidaklah pas, karena biasanya kurikulum dalam pendidikan luar sekolah menggunakan Model Informasi, Model Pemecahan Masalah, Model Proyektif, Model ekspresi/perwujudan diri.
No comments:
Post a Comment