BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Monday, February 25, 2013

Tugas 1 (Pedagogi)


A : “Pedagogi itu apa sih?”
B: “Pedagogi itu teknik belajar pada anak-anak.”
A: “Kalau Andragogi??”
B: “Andragogi untuk orang dewasa”

Saya pernah mendengar secara langsung percakapan di atas. Yaah, kalau jawaban singkatnya yah seperti percakapan di atas itu. Bahwa Pedagogi itu tekhnik kita mendidik/mengajar anak-anak. Untuk memastikannya, saya mencari pengertian itu melalui mbah google. Ternyata, untuk pengertian pedagogi itu sendiri cukup banyak.  Berikut ada beberapa pengertian pedagogi yang saya dapat dari sang ‘Mbah’:


  •   Pedagogi adalah Bimbingan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak atau orang lain yang belum dewasa, disebut pendidikan (pedagogik). Setelah itu pedagogik berarti suatu usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompopk orang lain menjadi dewasa atau tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi. 

  •     Bagi pendidik, istilah ini pasti sudah tidak asing lagi, dan ilmunya menjadi sebuah acuan dalam praktek mendidik anak. Jika dilihat dari segi istilah, pedagogik sendiri berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu paedos (anak) dan agogos (mengantar, membimbing, memimpin). Dari dua istilah diatas timbul istilah baru yaitu paedagogos dan pedagog, keduanya memiliki pengertian yang hampir serupa, yaitu sebutan untuk pelayan pada zaman Yunani kuno yang mengantarkan atau membimbing anak dari rumah ke sekolah setelah sampai di sekolah anak dilepas, dalam pengertian pedagog intinya adalah mengantarkan anak menuju pada kedewasaan. Istilah lainnya yaitu Paedagogia yang berarti pergaulan dengan anak, Pedagogi yang merupakan praktek pendidikan anak dan kemudian muncullah istilah Pedagogik yang berarti ilmu mendidik anak.

Selain pengertian-pengertian di atas, masi banyak lagi pengertian lainnya. Namun, inti dari semuanya tetaplah sama, yakni cara mengajari anak-anak untuk belajar. Proses belajar, tidak hanya terjadi di sekolah, di dalam kelas. Tetapi, di rumah pun juga dapat terjadi proses belajar.

Mengajar merupakan seni dan ilmu mentransformasikan bahan ajar kepada peserta didik pada situasi dan dengan media tertentu. Ilmu mengajar, dapat dipelajari dimanapun, kapanpun; individu maupun kelompok. Seni mengajar terlihat ketika terjadinya interaksi pembelajaran berlangsung. Seni mengajar tidak mungkin dapat kita jumpai dalam proses alami kehidupan alam organik.

Untuk memotivasi sang anak (siswa), seorang guru hendaknya mampu menangkap pikiran dan hati sang anak, memotivasi anak untuk belajar, menata lingkungan yang edukatif, membangun keaktifan belajar, dan memfasilitasi peluang besar. Proses seperti ini merupakan hubungan dua arah. Guru memberi dan siswa menerima bantuan dan bimbingan.

Dalam proses pembelajaran, kita (sebagai guru) dituntut untuk memiliki karakterisik pribadi yang cerdas, jujur, disiplin, penyayang, integritas, antusias, motif, komitmen, dan kesatria. Keahlian berkomunikasi dengan anak (siswa) juga sangat penting untuk menarik (memotivasi) sang anak (siswa). Dalam proses di dalam kelas, seorang pengajar (guru) harus memiliki persiapan, terorganisasi, konsisten, etika kerja, kecepatan, fleksibel, dan dialog interaktif, serta memiliki lingkungan belajar yang ‘santai’ dan terbuka untuk perubahan pengaturan agar tidak kaku.

Karakteristik dan tampilan di kelas, ada dan tidak dilakukan dalam dunia nyata, misalnya:

Berdasarkan Teori
Di kehidupan nyata
Penyayang
Saat saya masi sekolah SD, seorang guru terus mengajarkan kepada siswa yang belum paham akan materi yang di ajarkan dengan sabar.
Antusias dan komitmen
Saya pernah mengikuti suatu pembelajaran tentang komunikasi yang efektif. Namun, sang pembicara tidak menunjukkan hal itu. Pembicara berbicara sambi duduk dan malas.
Kecepatan dan Etika Kerja
Saat saya SMP, ada seorang guru yang pintar, namun memiliki etika kerja yang kurang baik. Masuk ke kelas sering terlambat, setelah di kelas memberikan materi dan tugas, setelah itu beliau tidur sambil duduk.
Ada pula guru yangdatang ke kelas terlambat, dan keluar lebih cepat (sebelum bel berbunyi)
Dialog Interaktif: pembelajaran dua arah
Masih dengan guru yang “tidur”, beliau memberikan jawaban akan tugas tersebut, tidak dengan cara interaktif 2 arah, beliau seolah hanya mengerjakan jawaban tersebut untuk dirinya sendiri, bukan untuk para siswa.
Sikap Fleksibel : terbuka atas ide, saran dan wawasan
Saat saya SMP, saya juga melakukan privat bahasa inggris dengan salah satu guru di sekolah tersebut, beliau memberikan pengajaran yang akan dipelajari esok harinya. Esok harinya, dengan guru yang berbeda dengan materi yang sama, ternyata guru privat memberikan pembelajaran yang sedikit ‘khilaf’, kepada saya, namun saya ngotot dengan apa yang saya pelajari tadi malamnya(dengan guru privat), sang guru memberikan pengetahuan lebih lengkap dan jelas kepada saya, san ternyata guru sekolah lah yang benar.
Jujur
Pengajar seperti ini sering saya temui. Ketika ada siswa yang bertanya mengenai suatu materi, tetapi beliau tidak tau jawabannya, beliau akan meminta waktu untuk mencari akan jawaban tersebut, dan disampaikan kepada siswa di pertemuan berikutnya.


Referensi:
Danim, Sudarwan, Khairil. 2010. Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung: Alfabeta

3 comments:

psipddk3sks said...

..Great Runa...
Semakin terbiasa, semakin baik hasil kinerja mu ya :)

thanks

psipddk3sks said...

Great....Runa,
semakin terbisa maka outcome kinerjanya juga pasti akan lebih baik :)

thanks Runa...

Chairuna Syahputri Nst said...

Terima Kasih, Ibu.. :D