“Beda
Kuliah Berbeda Pula Tekniknya”
Tugas UAS Psikologi Belajar di semester
ini, sesuai voting memposting di blog minimal 1000 kata. Yah, kebetulan suka
ngetik, awalnya menganggap tugas ini cukup enak laa. Karena, buat proposal di
pendahuluan aja udah bisa lebih dari 1000 kata. Makanya menganggap tugas ini
lebih enak. Tapi, ketika mau ngerjain kok rasanya bingung yah? Mau mulai dari
mana? Pilih tema apa dari 2 tema yang tersedia (Dinamika Psikologi Belajar dan
Penugasan Psikologi Belajar dengan matakuliah yang lainnya dalam semester ini)
yah? Setelah menimbang-nimbang, mengingat-ingat semua kejadian yang pernah
terjadi selama hampir 1 semester ini, saya memutuskan untuk memilih tema “Penugasan
Psikologi Belajar dengan matakuliah yang lainnya dalam semester ini”.
Berdasarkan
teori dan proses pembelajaran:
Mengingat adalah pemrosesan
Informasi secara kognitif. Dalam pemrosesan informasi terdapat 2 asumsi dasar,
yaitu: a. Sistem Memori; b. Pengetahuan sebelumnya berperan penting dalam
proses pembelajaran. Mengingat adalah proses mengaktifkan memori. Memori
manusia sebagai sistem kompleks yang memproses dan mengorganisasikan semua
pengetahuan kita. Memori manusia secara aktif memilih sensori yang akan
diproses, untuk mengubah data menjadi informasi yang bermakna, dan menyimpan
informasi yang akan digunakan dikemudian hari. Proses mengingat melalui
beberapa tahapan:
1. Persepsi: Proses memilih dan mengenali
sinyal-sinyal fisik yang dapat merangsang alat indra. Hal ini di dapat berdasarkan
perhatian individu terhadap sesuatu.
2. Pengkodean: Proses memberikan kode/tanda dalam
ingatan individu, sehingga informasi itu dapat dipertahankan dalam waktu
panjang dan dapat diambil lagi ketika dibutuhkan.
3. Pengambilan
kembali (Retrieval):
Proses mengakses kembali informasi-informasi yang telah disimpan didalam memori
jangka panjang.
Ketika disuruh membandingkan penugasan
dalam semester ini, cukup sulit menurut saya. Karena masing-masing mata-kuliah
memiliki penugasan yang berbeda-beda. Yaah, bisa dibilang tugas Psikologi
Belajar salah satu yang tugasnya cukup santai. Tugas dikerjakan dalam waktu
seminggu dan dipostingkan di blog masing-masing peserta kuliah. Sedangkan mata
kuliah lain, seperti kualitatif, penugasan dilakukan dalam waktu 1 semester
(membuat proposal). Memang jangka waktu yang diberikan cukup panjang. Namun,
penugasannya cukuplah sulit. Sehingga tetap harus dicicil dalam pengerjaannya.
Agar ketika pengumpulan tugas (Proposal) tidak keteteran.
Mata kuliah Inventory Kepribadian-pun juga
demikian. Tugas membuat blueprint
untuk membuat alat tes. Berdasarkan pengalaman, melihat teman-teman yang pernah
mengambil matakuliah ini, mengatakan tugas ini cukup sulit. Karena membuat Item haruslah mempertimbangkan berbagai
situasi, situasi seperti apa yang hendak diukur. Ditambah, tugas ini dilakukan
secara individu (tahun lalu dilakukan secara berkelompok). Dan dengan
digabungnya matakuliah Inventory Kepribadian dengan Konstruksi alat ukur,
seharusnya mempersingkat pengerjaan. Karena 1 tugas dalam 2 matakuliah. Tetapi,
berdasarkan observasi tahun lalu dengan teman-teman yang mengambil matakuliah
Konstruksi alat ukur, mereka melakukan tryout
untuk mengetes, apakan alat ukur tersebut dapat digunakan dengan baik. Katanya,
saat penyebaran skala tidaklah susah, namun yang susah saat memasukkan hasil
skor aitem-aitem dalam SPSS. Karena memerlukan ketelitian. Untuk mengatasi hal
ini, saya mencicil juga tugas-tugas itu (seperti membuat aitem-aitem dan
diskusi dengan dosen pengampunya).
Psikologi Sosial Menyimpang, tidak memiliki
tugas yang harus dikumpul tiap minggunya. Sisitem pembelajaran menggunakan
tekhnik diskusi kelompok. Tugas diberikan dalam tiap kelompok, kelompok
membahasnya dan tugas dituangkan dalam bentuk tulisan dan kemudian didiskusikan
kembali didalam kelas. Sedangkan tugas UAS yang diberikan dalam matakuliah ini,
lebih ke menjawab pertanyaan (Pilihan Berganda ataupun Essay).
Matakuliah Tes Intelligensi Minat dan
Bakat, tidak ada tugas yang harus diselesaikan di setiap minggunya. Sistem
perkuliahannya menggunakan metode biasa, yaitu presentasi dan praktek
(administrasi, tes, dan skoring). Kalau membicarakan denagan penugasan dan
dibandingkan dengan matakuliah Psikologi Belajar, ini juga merupakan matakuliah
yang cukup santai (makalah diselesaikan saat sebelum Ujian Tengah Semester).
Setelah MID kami melakukan prakterk di dalam kelas.
Untuk matakuliah Psikologi Kesehatan, sama
seperti matakuliah umumnya, presentasi. Tapi tiap kelompok diwajibkan melakukan
mini project mengenai kesehatan yang
dikumpul saat ujian akhir semester. Bebas untuk melakukan apapun dalam proyek
yang bersangkutan dengan kesehatan individu. Sistem Ujian Tengah Semester,
seperti kebanyakan matakuliah ujiannya, yaitu pilihan berganda dan Essay.
Matakuliah yang menurut saya menguras
banyak tenaga di matakuliah Intervensi Sosial, karena perkuliahan di dalam
kelas hanya berlangsung selama 6 kali. Sampai akhir semester kami melakukan
kerja lapangan. Melakukan intervensi sosial pada anggota yang sudah ditetapkan
lokasi penelitiannya. Matakuliah ini 3 SKS, tapi penugasannya bisa melebihi 3
SKS. Tapi matakuliah ini salah satu matakuliah yang seru, karena kita terjun
langsung ke lapangan. Kami tidak ada tugas untuk UTS, tapi kami UAS sistem
sidang/presentasi (menurut senior yang pernah mengambil matakuliah ini.
Memang, jika dibandingkan dengan
matakuliah-matakuliah di atas matakuliah ini termasuk yang enak. Tugas tiap
minggu, tapi dilakukan dengan cara memposting tugas. Tidak perlu mengeluarkan
biaya untuk ngeprint (GO GREEN YEE !!!). Namun, tugas UTS yang sedikit
membingungkan memikirkan ide-ide yang sesuai dengan tema. Tapi alhamdulillah,
kelompok kami dapat memilih tema yang lumayan bisa mempelajari tema kami yaitu
‘Bandura’. Setelah UTS, kami diberi tugas observasi lapangan ke salah satu
sekolah berbasis elektronik. Seru, tapi kurang maksimal. Sedangkan, ditugas
UAS, kami disuruh memposting juga. Tapi dengan tema-tema yang berbeda.
Berdasarkan
teori dan proses pembelajaran:
Proses pembelajaran pada beberapa
matakuliah dalam penyelesaian tugas menggunakan tekhnik Metakognisi, yaitu
strategi pemahaman dalam pelajaran, dianggap sebagai pergeseran kearah
kemampuan spontan untuk menghasilkan strategi yang efektif (Harnishfeger &
Bjorklund, 1990). Teoritisi dan periset menghubungkan kemampuan menghasilkan
strategi spontan dengan peningkatan kapabilitas siswa dalam memecahkan dan
memperoleh keterampilan komponen dalam strategi tertentu.
Dalam penugasan matakuliah Psikologi Sosial
Menyimpang, menggunakan tekhnik di atas. Tugas diberikan dihari H, untuk
menimbulkan kreatifitas dalam membuat jawaban. Karena kemampuan spontan itu
menghasilkan strategi yang efektif, dalam memecahkan dan memperoleh
keterampilan dalam memberi jawaban. Dalam diskusi, beberapa orang dalam
kelompok memberikan pendapat mereka tentang kasus yang diberikan oleh dosen
pengampu. Sehingga, ketika seorang individu jawaban singkat sudah memenuhi,
setelah diskusi ternyata banyak jawaban yang bisa dituangkan untuk menjawab
soal/kasus yang diberikan oleh dosen pengampu.
Dalam bebrapa matakuliah, menggunakan
pemahaman terhadap pengetahuan konseptual, yaitu isi atau konten pengetahuan
didapat saat pemelajaran yang diterapkan dalam situasi tertentu. Setelah
seseorang memiliki pengetahuan koneptual, individu membuat skema, yakni
organisasi aktif atas reaksi di masa lalu yang diasumsikan selalu beroprasi
didalam respon individu. Skema seseorang akan terus berkembang seiring
berjalannya waktu (Brewer, 2000)
Menurut Bandura, seseorang akan cenderung
meniru rang lain dalam proses pembelajaran. Karena menurutnya, seseorang yang
belajar dari observasi jauh lebih pandai daripada cara lainnya. Saya melakukan
hal itu, saya bertanya, melihat aktivitas senior-senior dan teman-teman yang
pernah mengambil matakuliah-matakuliah yang saya ambil untuk dijadikan
referensi saya dalam proses belajar. Terutama mengatur waktu.
Karena, dengar-dengar cerita dari senior,
kalau salah satu matakuliah sangat menguras waktu. Bisa dilakukan dari pagi
sampai malam. Maka dari itu mengatur jadwal sebaik-baiknya agar matakuliah lain
tidak terbengkalai.
Kesimpulan:
Semua
matakuliah pada dasarnya sama. Memiliki tujuan memberikan pengetahuan kepada
mahasiswanya. Tugas-tugas yang diberikan dan tekhnik pembelajaran yang
digunakan, pasti sudah dipikirkan dosen pengampu dengan baik agar mahasiswanya
dapat menerima dan dapat memahami maksud dan tujuan dari tugas itu.Yang
penting, bagaimana mahasiswa bisa memanfaatkan kesempatan-kesempatan itu dan
belajar dari pengalaman untuk menjadi sosok yang lebih baik.