Fungsi Umum Teori Belajar
NO
|
Fungsi
|
Contoh
|
1
|
Sebagai Kerangka Riset
|
Ketika memulai membawa sepeda motor, aku
diberikan jadwal harus ada di rumah sebelum magrib, kalau tidak sepeda motor
akan di tahan selama 1 minggu. Awalnya itu hanya dianggap sebagai gretakkan.
Namun setelah 3 kali berturut-turut melewati jadwal pulang, sepeda motor pun
di tahan.
|
2
|
Memberikan Kerangka Organisasi untuk item-item informasi
|
Seorang teman marah secara tiba-tiba
kepadaku. Awalnya aku tidak tau penyebab ia marah. Namun, setelah aku
ingat-ingat (mengumpulkan informasi), dia marah karena aku dekat dengan
gebetannya.
|
3
|
Mengidentifikasi sifat dari peristiwa yang
kompleks
|
Waktu TK, aku pernah memperhatikan bulan.
Kemana aku jalan, bulan pun mengikuti. Tapi, waktu lihat orang lain jalan aku
tidak, bulan berhenti. Aku berfikir, kalau bulan hanya mengikuti aku, tidak
orang lain.
|
4
|
Mereorganisasi pengalaman sebelumnya
|
Ketika SMP, aku jarang menggunakan 3 kata
sakti “Terima Kasih, Maaf, dan Tolong”. Sepupu ku yang baik hati menolongku
mengerjakan tugas. Namun, ketika tugas selesai, aku tidak mengucapkan ‘Terima
Kasih’. Dia marah, dan tidak mau menolong ku lagi. Sejak saat itu, akuselalu
mengucapkan ‘terima kasih’ kepada siapa saja yang telah menolongku.
|
5
|
Bertindak sebagai Penjelasan Kerja dari
Peristiwa
|
Waktu masi SD pernah pegang-pegang kepala
anak bayi. Terus tanya ke mama, “Ma, kok kepala anak bayi lembek banget?”.
Ternyata kepala anak bayi itu lembek, dan seiring perkembangannya tulang
tengkorak kepala akan tumbuh dengan sempurna.
|
Uraian contoh kasus:
1. Pada
pengalaman pertama, terdapat proses koneksionisme
Thorndike. Karena pada pengalaman ini, saya mendapatkan punishment langsung
dari orang tua karena melanggar peraturan, yaitu dengan menahan sepedamotor
selama seminggu.
2. Pada
pengalaman kedua, proses belajar terjadi pada perspektif kognitif, yaitu teori pemrosesan informasi. Ketika dia
marah, saya berusaha mengingat permasalahan apa yang saya buat kepadanya. Hal
itu merupakan pemrosesan informasi.
3. Pengalaman
ketiga, merupakan proses belajar dengan teori perkembangan interaksionis, yaitu kognitif Piaget. Karena, seiring
berjalannya waktu, maka kognitif pun berkembang. Sayq mengetahui bahwa bulan
itu tidak bergerak, dia seolah bergerak mengikuti saya karena dia diam dan saya
yang bergerak.
4. Pengalaman
keempat merupakan perspektif
interaksionis. Terdapat proses pembelajaran bahwa penting mengucapkan ‘Terimakasih,
Maaf, dan Tolong’. Social Learning itu penting untuk melangsungkan proses
belajar.
5. Pengalaman
kelima, menggunakan proses pembelajaran proses
kognitif. Karena penjelasan yang di butuhkan memerlukan pemikiran kognitif
dalam suatu kejadian.