Setelah melakukan berbagai percobaan dalam melakukan pengajaran, kami juga mendapatkan pembelajaran pastinya. Pembelajaran bahwa tugas seorang guru itu tidak hanya mengajarkan apa yang ia tahu, dan selesai begitu saja. Tapi, kita juga harus memastikan, apa yang kita ajarkan itu bermanfaat atau gak? apa mereka paham dengan yang kita ajarkan? Maka dari itu, Guru adalah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Berikut adalah laporan kami dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Kami belajar menjadi seorang Guru, pahlawan tanpa tanda jasa...
Kelompok I
Kelompok I
09-026 Susi Trisnawaty
09-029 Chairuna Syahputri Nasution
09-078 Sarah Situmorang
Tujuan dan
Manfaat Pembelajaran
·
Pengajar
:
o
Pengajar juga belajar menghadapi anak-anak (murid)
dengan cara yang baik dan benar
o
Membantu melatih kemampuan motorik anak-anak
o
Memberikan pengalaman dalam bidang proses belajar
mengajar pada anak-anak (murid)
·
Murid :
o
Melatih kemampuan motorik
o
Meningkatkan kreativitas
o
Melatih menggunakan gunting, jarum
Landasan
Teori
A. Kesiapan Mengajar
Mengajar
bermakna tindakan seseorang atau tim dalam memberikan petunjuk atau
menyampaikan informasi, pengalaman, pengetahuan, dan sejenisnya kepada subjek
didik agar mereka mengetahui dan memahami sesuai dengan tujuan yang dikehendaki
(Danim, 2010).
Kegiatan
mengajar yang baik terjadi ketika adanya motivasi pada peserta didik. Proses
pendidikan perlu menganggkat motivasi terhadap belajar kepada peserta didik,
sehingga adanya keinginan yang kuat dan menginspirasi kepada peserta didik
tentang proses belajar. Ada beberapa karakteristik kemampuan mengajar yang
dapat menginspirasi siswa, yaitu:
1.
Keahlian pokok
2.
Ahli paedagogi
3.
Komunikator yang unggul
4.
Mentor yang berpusat pada siswa
5.
Asesor yang sistematis dan berkelanjutan
Proses
mengajar anak-anak biasanya dikenal dengan sebutan paedagogi. Paedagogi
mempunyai dua kategori, yaitu paedagogi formal dan paedagogi vernakuler. Paedagogi formal berupaya mengembangkan
prinsip dan teori paedagogi yang efektif melalui penelitian yang sistematik,
lebih abstrak, dan umum. Sedangkan paedagogi
vernakular lebih menekankan pada pengetahuan praktis dan empiris atau
pengalaman individu untuk meningkatkan aplikasi paedagogi formal.
Jadi, paedagogi formal dan paedagogi vernakural saling melengkapi dan
tidak dapat dipisahkan.
Suatu
proses kegiatan belajar-mengajar akan menjadi efektif ketika guru menikmati apa
yang diajarkan dan murid menikmati pelajaran yang dipelajari. Ketika kedua hal
ini tercapai, maka proses belajar-mengajar akan berjalan dengan lancar. Ketika
proses ini berjalan dengan lancar, maka murid dan guru akan memperoleh tujuan
dari pembelajaran itu.
B. Perkembangan Anak
Setiap
detik, menit, jam, hari, bulan, dan tahun anak akan terus berkembang.
Perkembangan yang akan terus dan penting untuk berkembang adalah kognitif, motorik,
dan psikososial. Perkembangan kemampuan
motorik pada anak sangatlah penting agar anak-anak bisa tumbuh dan berkembang
dengan baik. Ada 2 kemampuan motorik yang harus dikembangkan oleh anak-anak
(Papalia, 2007), yaitu:
Kemampuan
motorik kasar: kemampuan fisik yang terkait dengan perkembangan
otot besar. Perkembangan sensoris dan motorik pada cerebral cortex memberikan koordinasi yang lebih baik sehingga
anak-anak bisa melakukan apa yang mereka ingin lakukan, seperti lari, lompat,
dan memanjat.
Kemampuan
motorik halus: kemampuan fisik terkait dengan otot-otot kecil
dan koordinasi mata-tangan. Anak-anak yang memiliki kemampuan ini akan lebih
bertanggung-jawab terhadap kebutuhan diri mereka sendiri. Contoh kegiatan yang
dilakukan dengan kemampuan motorik halus, yaitu mengancing baju, menggambar,
menggunting, dan sebagainya.
Perencanaan
Rencana I
Partisipan : anak jalanan
Materi pembelajaran : membuat alas cangkir dari sedotan dan benang wol
Materi pembelajaran : membuat alas cangkir dari sedotan dan benang wol
Pada
awalnya kelompok kami merencanakan memberikan pengajaran pada kelompok anak
jalanan yang sering bermain disekitaran Fakultas Psikologi USU, karena menurut
kami anak jalanan membutuhkan pembelajaran ini (membuat alas cangkir dari
sedotan dan benang wol) untuk menambah pemasukan mereka. Bahan yang digunakan untuk
proses pembelajaran ini sangat mudah didapat dan hanya memerlukan biaya yang
relatif murah, dan hasilnyapun dapat mereka gunakan sendiri atau mereka jual
kembali.
Setelah
mencari bahan pengajaran, kami menemui mereka untuk memberi tahukan tujuan
pembelajaran yang kami rencanakan. Namun, kendala yang kami dapatkan bukan
berasal dari mereka (peserta didik) namun dari pendamping mereka (Tante Bos).
Maka dari itu, kami mengganti dan mencari calon peserta didik lainnya.
Rencana 2
Partisipan : Keponakan RA
Materi
pembelajaran : membuat kincir
angin, telepon dari kaleng, atau pesawat dari kardus bekas
Rencana
proses pembelajaran yang kedua, kami memiliki tema pemberian materi mengenai
daur ulang (menggunakan bahan bekas untuk menghasilkan suatu barang). Tujuannya
agar peserta didik tahu, bahwa tidak semua barang bekas itu tidak berguna dan
dibuang. Akan tetapi, bahan-bahan bekas itu juga dapat diolah menjadi sesuatu
yang mengasyikkan, misalnya saja mainan.
Setelah
perencanaan materi, kami menemui peserta didik untuk membangun raport dengan
mereka, mengumpulkan data, dan menanyakan kesiapan mereka. Kami menawarkan
materi pembelajaran yang kami persiapkan, namun respon yang didapat tidak
begitu baik. Berikut Responnya:
- Ab (kelas 4 SD): “sudah pernah kak buat itu”, dengan gesture tidak begitu tertarik dengan penawaran materi.
- Ar (Kelas 2 SD): Hanya senyum, tidak merespon langsung dan hanya duduk lemas
- Ta (Kelas 1 SD): Menjawab pertanyaan dengan ceria, namun respon tentang kesukaan mainan, “lebih suka main Ipad kak”.
Setelah
itu kami mencoba untuk menyesuaikan jadwal mereka dengan jadwal kami agar bisa
melakukan kegiatan mengajar ini, tetapi waktu anak-anak itu tidak ada yang
cocok karena mereka berasal dari sekolah yang berbeda dan tingkat kelas yang
berberda, serta ditambah dengan respon mereka yang kurang antusias dengan
materi, kami kemudian mencari partisipan lain.
Rencana 3
Partisipan : adik dan teman adiknya ZA
Materi pembelajaran: belum ditentukan
Materi pembelajaran: belum ditentukan
Pada
perencanaan proses pembelajaran kali ini, kami tidak menentukan materi
pembelajaran. Kami berfokus dengan pembangunan raport dan ketertarikan peserta
didik mengenai proses pembelajaran yang mereka inginkan, agar proses
pembelajaran ini berjalan dengan lancar.
Kami
menemui mereka untuk membangun raport dan mengumpulkan data mengenai
ketertarikan mereka. Dari perbincangan yang kami lakukan, kami mendapatkan
mereka menyukai olahraga sepak bola dan anime. Saat sedang mengobrol tentang
anime, salah seorang anak menunjuk gantungan kunci salah satu anggota kami,
gantungan kunci yang terbuat dari kain flanel berbentuk piano. Ternyata mereka
tertarik dengan gantungan kunci itu, dan menanyakan “bisa buat bentuk naruto
kak??”, kami senyum dan menjawab “bisaa. Mau di ajarin?”. Mereka menjawab
dengan antusias, “mau kaak!”. Sehingga kami memutuskan untuk mengajari peserta
didik tersebut sebuah mainan kunci dari kain flanel, dan dibentuk menjadi
aksesoris anime.
Setelah
itu, kami menanyakan waktu yang pas antara mereka dan kami untuk bertemu,
mempelajari pembuatan gantungan kunci tersebut. Dan kami juga menanyakan apa
yang ingin mereka buat, hal ini agar warna-warna dari kain flanel yang mereka
butuhkan tidak kurang.
Proses
Pembelajaran
Jumlah
Peserta didik : 4 Orang
Simpulan
hasil observasi awal
Peserta
Didik 1
Nama
Lengkap : Ahmad Fandi
Nama
Panggilan : Fandi
Kelas : 6 SD
Tempat/Tanggal
Lahir : Padang
Sidempuan, 17 Juni 2001
Pelajaran
yang disukai : B.
Indonesia dan IPS
Hobi : Main
sepak bola dan Futsal
Peserta
Didik 2
Nama
Lengkap : Ahmad Nuari
Nama
Panggilan : Ari
Kelas : 6 SD
Tempat/Tanggal
Lahir : Medan,
11 Januari 2001
Pelajaran
yang disukai : PKN dan
IPS
Hobi : Main
sepak bola dan Futsal
Peserta
Didik 3
Nama
Lengkap : Esa Prasetio Wiratno
Nama
Panggilan : Esa
Kelas : 6 SD
Tempat/Tanggal
Lahir : Medan,
13 Juni 2001
Pelajaran
yang disukai : Agama
dan IPS
Hobi : Main
sepak bola dan Futsal
Peserta
Didik 4
Nama
Lengkap : Zogi Arian Pratama Samosir
Nama
Panggilan : Zogi
Kelas : 4 SD
Tempat/Tanggal
Lahir : Medan,
17 Agustus 2003
Pelajaran
yang disukai : Matematika
dan B. Inggris
Hobi : Main
sepak bola dan Futsal
Pelaksanaan
Tanggal: 7 April 2013
Waktu : 17.00-20.00
Lokasi : Pondok Halama Salah Satu Rumah Peserta
Didik
Perlengkapan Kegiatan
Alat:
·
kamera ponsel
·
gunting
·
pensil
·
penggaris
·
lem
·
jarum
·
kertas pola
Bahan:
·
kain felt
·
benang wol
·
benang jahit
·
gantungan kunci
Laporan Kegiatan
Saat
kegiatan pengajaran dimulai, keempat peserta didik yang bernama Fandi, Ari,
Esa, dan Zogi sangat antusias, mereka terus bertanya mengenai alat dan bahan
yang kami bawa beserta pola-pola bentuk gantungan kunci. Berikut adalah hasil
observasi saat kegiatan mengajar berlangsung:
Peserta Didik:
Fandi:
- Menjawab saat ditanya teman dan pengajar
- Tersenyum saat menggambar pola
- Tersenyum saat mengunting kertas pola
- Tersenyum saat menempel hasil guntingan
- Duduk diam melihat teman-temannya melakukan kegiatan
Ari:
- Menggambar pola dengan serius
- Menggunting pola dengan serius
- Menempelkan hasil guntingan dengan serius
- Bertanya saat ada hal yang tidak mengerti kepada pengajar
- Membantu Zogi menggambar pola
- Membantu Zogi menggunting pola
Esa:
- Aktif berbicara
- Suka bercanda
- Menggambar pola sambil bercerita dengan teman
- Menggunting pola sambil bercerita dengan teman
- Menempel hasil guntingan sambil bercerita dengan teman
- Meminta kain felt untuk latihan di rumah
Zogi:
- Sangat aktif berbicara dengan teman
- Mengejek hasil karya temannya
- Berjalan kesana kemari
- Menggambar pola sambil bercerita dengan teman
- Menggunting pola sambil mengeluh
- Menempelkan hasil guntingan sambil mengeluh
- Membuat 2 gantungan kunci
- Suka difoto
- Aktif bertanya kepada pengajar
- Tidak pandai mengambar
- Selanjutnya hasil observasi terhadap pengajar:
Tim Pengajar
Susi:
- Melakukan salam pembuka bersama Sarah
- Mengeluarkan peralatan dan bahan dari tas
- Memberi arahan membuat pola pada peserta
- Mempraktekkan dasar membuat pola di kertas
- Menggambar pola dengan jangka
- Mempraktekkan cara menggunting pola
- Memfoto proses kegiatan
- Membantu memasangkan gantungan kunci Esa dan Fandi
Chairuna:
- Memfoto proses kegiatan
- Membantu membuat pola Ari dan Fandi
- Membantu Ari memotong pola
- Menjawab pertanyaan Ari
- Membantu Zogi membuat pola hiasan
- Membantu memasang gantungan kunci Ari
Sarah:
- Melakukan salam pembuka bersama Susi
- Memegang dan membawa peralatan dan bahan ke pondok
- Menggambar pola dengan melihat foto
- Mengarahkan cara menggambar pola
- Memberi arahan cara menggunting pola
- Memberi arahan cara menempel hasil guntingan
- Membantu Fandi mengunting hiasan pola
- Membantu memasang gantungan kunci Zogi
Hasil
Kegiatan
Setelah
proses pembelajaran selesai, dan gantungan kunci yang mereka (Fandi, Esa, Ari,
dan Zogi) buat juga telah selesai, mereka sangat senang. Fandi dan Zogi membuat
2 gantungan kunci (gitar dan dragon ball).
Esa membuat dragon ball, dan ari
membuat buku Death Note. Mereka
meminta sebagian bahan, dan katanya ingin membuat bentuk lainnya di rumah.
Untuk
memberi penambahan semangat, kami juga menyediakan snack berupa makanan ringan
dan minuman, dan kami makan bersama saat penutupan. Sebelum penutupan, kami
bercerita-cerita lagi tentang kegiatan belajar tersebut, ternyata mereka sangat senang, dan menanyakan kapan
main-main seperti ini lagi.
Evaluasi
Kegiatan
Dalam
perencanaan kegiatan, kami menemukan beberapa kendala, yaitu :
- Kendala mencari peserta didik
- Kendala mencari waktu yang sesuai antara anggota kelompok dan peserta didik
- Kendala pada materi yang ingin diajarkan pada peserta didik
Ada 2
perencanaan yang gagal dijalankan yaitu rencana 1 dan 2, dari kegagalan itu
kami belajar bahwa untuk memberikan informasi berupa pengetahuan tidaklah
mudah, semua itu tergantung dengan peserta didik atau target kegiatan, untuk
itu kami harus mencari tahu dulu apa yang dibutuhkan oleh peserta didik, apa
yang disukainya, dan manfaat apa yang diperoleh jika mereka mengikuti kegiatan
ini. Namun, tetap perlu adanya persiapan dan penawaran materi yang
dikuasai oleh pengajar.
Jika
dilihat dari proses pengajaran, kami sudah berusaha mengikuti prinsip
paedagogi, dimulai dari cara mengajar kami sudah mempelajari cara membuat
gantungan kunci secara teoritis dan praktis, kami sudah berdiskusi cara membuat
gantungan kunci dengan cara yang paling sederhana dan mempraktekkannya agar
saat proses mengajar kami bisa mengajarkan dengan baik dan benar. Kami mencoba
memotivasi peserta didik untuk belajar membuatnya sendiri di rumah dan juga
memberikan beberapa bahan untuk mereka agar bisa latihan di rumah. ketika
proses belajar-mengajar ini berlangsung kami dan peserta didik sama-sama
menikmati apa yang sedang kami kerjakan, hal ini terlihat dari senyuman para
peserta didik dan pengajar. Ketika Kegiatan ini berlangsung ada beberapa
masalah yang dihadapi oleh kelompok, yaitu cahaya lampu di pondok kurang terang
dan banyak nyamuk karena di sekitar pondok terdapat kolam dan tanaman.
Perincian
Biaya
Rincian
|
Jumlah
|
Harga/satuan
|
Total
|
Minuman
|
1 botol
|
Rp
14.500
|
Rp
14.500
|
Snack
|
1
bungkus
|
Rp
7.500
|
Rp
7.500
|
Snack
|
4
bungkus
|
Rp
4.000
|
Rp
16.000
|
Lem
|
1 biji
|
Rp
2.500
|
Rp
2.500
|
Kain
flanel
|
3
lembar
|
Rp
2.500
|
Rp
7.500
|
Gantungan
|
10 buah
|
Rp
750
|
Rp
7.500
|
Jarum
|
1
bungkus
|
Rp
8.000
|
Rp
8.000
|
Total
|
Rp
63.500
|
Dokumentasi
Proses Pembelajaran
Saat santai
Fandi dan karyanya
Ari dan Karyanya
Esa dan Karyanya
Zogi dan Karyanya
Hasil Pembelajaran
Testimonial
Susi:
Bagi saya, proses
belajar-mengajar yang kami lakukan ini sangat menyenangkan. Banyak canda dan
tawa haha ^^
Anak-anak juga sangat antusias
saat membuat gantungan ini.
Runa:
Ternyata mengajar itu enggak semudah membalikkan telapak tangan. Harus menguasai bahan, harus bisa menarik perhatian peserta didik, harus bisa memotivasi. Waah! harus banyak bisanya. Tapi setelah melewati beberapa kali trial and error, akhirnya paham gimana enaknya mengajar. Waktu dilapangan juga seru, mungkin karena dapat peserta didik yang seru-seru juga dan mereka antusias. Bertambah lagi deh pengalaman. Kereeen !! Seruuu!! Asyiiik!!
Cacek:
Teaching is fun . Mengajar buat saya adalah hal yang menarik
dan menyenangkan, apalagi karena materi dan bahan yang kelompok ajarkan
termasuk hobby saya, yaitu kerajinan tangan. Awalnya agak ragu apakah
anak laki-laki seusia subjek kami tersebut mau diajarkan materi ini, mengingat
biasanya kegiatan seperti ini lebih sering dilakukan oleh anak perempuan.
Ternyata sebaliknya, mereka sangat antusias mengerjakannya. Puas sekaligus
bangga bisa mengajarkan hal-hal yang baru kepada anak-anak.